Masalah Hukum Ganjal Gelar Pahlawan Soeharto  

Jumat, 20 Mei 2016 12:55 WIB

Presiden Soeharto. dok/Rini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional Yandri Susanto mengatakan mantan Presiden Soeharto belum waktunya mendapat gelar Pahlawan Nasional. Menurut dia, harus adalah penyelesaian masalah hukum lebih dulu yang menjadi tanggungan presiden kedua dan kroninya tersebut.

"Masalah hukumnya harus kami (PAN) cermati," kata Yandi di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat, 20 Mei 2016.

Jadi, dia mengatakan, partainya akan menunggu masukan dari pelbagai unsur dan kelompok masyarakat soal pro dan kontra rencana pengusulan terhadap Bapak Pembangunan tersebut. Menurut dia, PAN sendiri tak keberatan jika Soeharto mendapat gelar pahlawan, tapi tak perlu terburu-buru.

"Tidak sehat bila dipaksakan karena masih pro-kontra," ujar Yandi.

Selain itu, Yandri meminta pemerintah dan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan untuk melibatkan lembaga lain, seperti Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat, dalam proses penilaian. Hal ini penting sehingga segala keputusan yang diambil pemerintah soal pemberian gelar tak akan digugat di kemudian hari.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani mengatakan pemerintah sebaiknya menggali secara mendalam sikap pro-kontra di masyarakat. Ia mengklaim partai berlambang Ka’bah tersebut tak mau terjebak dalam dikotomi setuju atau menolak usulan gelar kepada Soeharto.

Golkar, melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali, memberi rekomendasi kepada Ketua Umum Setya Novanto memperjuangkan gelar pahlawan nasional bagi Soeharto. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, gelar pahlawan merupakan keputusan presiden berdasarkan usulan yang diterima Dewan Gelar dan Tanda Jasa. Gelar ini diberikan kepada warga negara yang berjuang melawan penjajah atau yang selama masa hidupnya memberi prestasi dan karya luar biasa demi pembangunan dan kemajuan bangsa.

Pemerintah sendiri sudah beberapa kali memberi sinyal rencana pemberian gelar pahlawan nasional kepada beberapa mantan presiden, termasuk Soeharto. Namun rencana tersebut belum terwujud karena masih ada polemik di masyarakat, juga berlakunya TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998, yang berbunyi pemerintah harus berupaya memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dilakukan pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga, para kroni, termasuk Soeharto.

Setya Novanto sendiri mengklaim akan melakukan pendekatan dan lobi kepada pemerintah serta semua fraksi dalam rangka sosialisasi pemberian gelar pahlawan bagi Soeharto. Meski belum detail, menurut dia, Golkar akan menyampaikan soal kelayakan semua mantan presiden mendapat penghargaan karena telah berjasa selama masa kepemimpinannya. Partai berlambang pohon beringin tersebut juga berniat melobi upaya pencabutan TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998.

AHMAD FAIZ l FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

3 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

3 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

3 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

6 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

11 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

11 hari lalu

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

KPU dan Ketum PAN Zulkifli Hasan menanggapi gugatan PDIP di PTUN terkait pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Begini kata mereka.

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

14 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

23 hari lalu

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?

Baca Selengkapnya

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

23 hari lalu

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

Zita Anjani didorong berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta. Berikut profil putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.

Baca Selengkapnya