Fobia Komunisme, Mahasiswa Indonesia di LN Tuntut Jokowi  

Selasa, 17 Mei 2016 23:30 WIB

Aliansi ormas dan LSM anti-komunis berunjukrasa di depan Gedung Sate Bandung, 30 September 2015. Dalam aksinya pengunjukrasa menolak kehadiran Komunisme gaya baru dan mengecam segala bentuk kerjasama dengan pemerintahan Tiongkok. ANTARA/Agus Bebeng

TEMPO.CO, Jakarta - Lingkar Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri, sebuah forum yang terdiri atas 123 mahasiswa Indonesia di 25 negara, mendesak Presiden Joko Widodo menjalankan kewajibannya sebagai kepala negara. Para mahasiswa menuntut Jokowi memimpin upaya memenuhi hak warga negara untuk hidup bebas dari rasa takut dan merdeka mengakses pengetahuan. "Presiden harus menghentikan penggunaan alat-alat negara yang represif dan tidak melalui kaidah hukum," tulis mahasiswa-mahasiswa itu dalam rilis yang beredar pada Senin, 16 Mei 2016.

Pernyataan sikap para mahasiswa Indonesia di luar negeri ini berawal dari maraknya pelarangan diskusi, pemutaran film, pembubaran pementasan teater, dan penyisiran buku-buku oleh aparat keamanan di Tanah Air. "Ini terjadi secara masif, berpola, dan tiba-tiba," kata Roy Thaniago, mahasiswa yang meneken pernyataan sikap ini. "Peristiwa-peristiwa tersebut dibarengi penangkapan dan intimidasi terhadap individu dan kelompok yang menyimpan dan menggunakan atribut, yang secara sepihak ditafsirkan sebagai promosi komunisme," katanya.

Jejaring mahasiswa Indonesia, yang tengah menempuh pendidikan di berbagai belahan dunia, menilai, peristiwa penggeledahan dan penyitaan buku oleh aparat keamanan adalah tindakan yang merampas hak orang untuk mengakses pengetahuan. "Itu adalah sebentuk sikap anti-intelektual," katanya. "Atas praktek ini, kami menilai, negara sebenarnya sedang melakukan perbuatan melanggar hukum dan mengabaikan hak-hak sipil yang dilindungi konstitusi di Republik Indonesia," ucapnya.

Para mahasiswa menilai, praktek semacam itu bisa diartikan sebagai operasi teror negara terhadap warganya. Pasalnya, situasi ini jelas berpotensi menciptakan rasa tidak aman bagi warga untuk berpikir dan berpendapat. "Ini bisa berimbas pada praktek-praktek swa-sensor pengetahuan dan kebuntuan gagasan," katanya. Padahal, rasa aman, terutama rasa aman mengakses pengetahuan, adalah prasyarat yang mutlak dibutuhkan bagi kemajuan suatu bangsa. "Pengetahuan adalah kunci untuk membebaskan keterjajahan, seperti yang sudah ditunjukkan para pendiri bangsa ini," kata Roy. Hanya dengan begitu, kata dia, cita-cita Indonesia untuk berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar lain di dunia dapat dicapai.

Untuk itu, mahasiswa Indonesia menuntut negara taat konstitusi dengan menjamin rasa aman warga negara dalam berpikir dan berpendapat. "Jaminan ini sudah tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28F," ucapnya.

RILIS

Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

36 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.

Baca Selengkapnya

2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

11 Januari 2023

2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat adalah dua sosok yang pernag menjadu Presiden Indonesia. Sayang peran keduanya kerap dilupakan

Baca Selengkapnya