Geger PKI, Pemerintah Diminta Jamin Tak Ada Sweeping  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 16 Mei 2016 16:11 WIB

Telegram rahasia Kapolri soal pemberangusan atribut PKI. Istimewa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Aktivis gerakan keberagaman Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika mendesak pemerintah dapat menjamin secara tertulis tak adanya aksi sweeping lagi terkait dengan gerakan yang dituding berbau komunis seperti sepekan terakhir.

"Setelah adanya instruksi dari presiden melalui Kapolri, kami meminta disikapi pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan pendukung," ujar koordinator Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, Agnes Dwi Rusjati, Senin, 16 Mei 2016.

Agnes pun menunjukkan salinan dokumen instruksi surat telegram Kapolri yang diterima pihaknya bernomor STR/337/N/2016 yang bertanggal 13 Mei 2016. Dalam surat yang ditujukan pada seluruh kapolda di Indonesia tersebut di antaranya memerintahkan dalam pengawasan pada gerakan tumbuhnya gerakan komunisme, marxisme, dan leninisme, Kapolri meminta tidak dilakukan dengan cara razia tapi lebih mengedepankan deteksi atau penyelidikan.

Kapolri dalam surat itu juga melarang adanya penyitaan buku-buku yang ada di kampus, toko, atau penerbit. Untuk kegiatan pemutaran film juga polisi didesak menyelidiki kontennya terlebih dahulu. Polisi pun diminta melibatkan ahli untuk menentukan ada-tidaknya unsur menyebarkan ajaran komunisme. "Dengan adanya tindak lanjut pemerintah maka warga yang sudah terlanjur dikejutkan dengan aksi sweeping kemarin tidak lagi merasa waswas suatu saat dituding komunis," ujarnya.

Sejak aparat menggelar aksi sweeping, baik buku, kaus, dan atribut apa pun yang diduga berbau komunis, Aliansi pun menerima laporan kalangan mahasiswa ketakutan jika menggelar kegiatan meskipun hanya diskusi. Sehingga mimbar akademik itu dibatalkan. "Mahasiswa takut tanpa jaminan itu diskusi saja bisa dituding komunis," ujarnya.

Asisten Pemerintahan Kota Yogyakarta Achmad Fadli menuturkan, soal aksi sweeping yang sempat marak tentang hal-hal diduga berbau komunisme belakangan, belum diagendakan kembali pembahasannya dengan pihak kepolisian. Termasuk adanya instruksi soal pelarangan penyitaan buku-buku yang dituding berbau komunis. "Tapi memang ada rencana pertemuan kembali dengan kepolisian dalam waktu dekat, untuk membahas persiapan Ramadan dan mungkin soal itu (sikap tentang sweeping)," ujarnya.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti kepada Tempo pun menyatakan tak sepakat jika kegiatan diskusi atau apa pun dari masyarakat dibubarkan paksa dengan cara razia atau sweeping, seperti yang terjadi pada diskusi seniman perempuan di galeri Survive Garage lalu. "Apa pun alasannya, razia dan sweeping dari kelompok masyarakat pada masyarakat lain tak bisa dibenarkan," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

49 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

55 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

56 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya