Risma Sebut Pemerkosaan Gadis di Surabaya Terkait Gang Dolly

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 13 Mei 2016 02:13 WIB

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan kasus pencabulan anak yang mirip dengan tragedi Yuyun di Bengkulu masih berhubungan dengan penutupan eks lokalisasi Gang Dolly. Sayangnya, Risma enggan menjelaskan secara detail hubungan pencabulan anak itu dengan kompleks pelacuran tersebut. "Peristiwa ini ada benang merahnya dengan Dolly,” katanya di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Kamis, 12 Mei 2016.

Risma lantas merinci kronologi pemerkosaan terhadap Nona (nama samaran), yang terjadi sejak ia berusia 4 tahun. Menurut Risma, korban melihat semua kejadian di Dolly sewaktu masih beroperasi. “Ini seperti fenomena gunung es,” ujarnya. Sebab itulah, Risma nekat menutup Dolly karena ingin menyelamatkan anak-anak yang kerap melihat kejadian di Dolly. Fenomena gunung es itu terbukti dan berdampak pada anak-anak, termasuk peristiwa pencabulan terhadap Nona kali ini.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini mengaku sering menyampaikan kepada para orang tua selalu mengawasi anak-anaknya dengan ketat. Alasannya, pencabulan itu tidak hanya terjadi pada anak-anak yang sudah dewasa, tapi juga anak-anak yang duduk di bangku SD dan SMP. “Makanya, pengawasan lebih ketat, walaupun masih SD atau SMP,” ujarnya.

Berdasarkan sumber Tempo dari pihak kepolisian, benang merah yang dimaksudkan Risma adalah orang tua korban dulunya adalah mantan pekerja seks eks lokalisasi Dolly. Faktor itu menjadi salah satu pendorong korban menjadi korban pencabulan dan ketagihan seks. Korban menjadi korban pencabulan sejak usia 4 tahun. Setiap kali akan dicabuli, korban selalu diberi pil Double L oleh pelaku, sehingga dia juga ketagihan pil koplo ini.

Kepala Polretabes Surabaya Komisaris Besar Iman Sumantri mengatakan pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat. Delapan tersangka pun ditangkap. Mereka adalah MI, 9 tahun, SD kelas III; MY (12) kelas VI; BS (12) kelas V; JS (14) kelas VIII SMP; AD (14) kelas VIII SMP; serta LR (14), HM (14), AS (14) yang masih sama-sama duduk di bangku kelas IX SMP.

Menurut Iman, AS mencabuli korban sejak berusia 4 tahun. AS sering mencekoki korban dengan pil Dobel L sehingga lama-lama kecanduan seks. Saat korban dalam pengaruh obat, AS mengajak tujuh temannya mencabuli korban. “Korban dicabuli berkali-kali," ujarnya.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

1 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

5 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

6 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

7 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

9 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

12 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

12 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

13 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

16 hari lalu

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

16 hari lalu

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.

Baca Selengkapnya