TEMPO Interaktif, Makassar:Sedikitnya 70 orang mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Toraja berunjuk rasa menolak rencana pemekaran Kabupaten Tana Toraja menjadi Toraja Utara dan Toraja. Alasannya, masyarakat Toraja masih teguh mempertahankan adat Misa Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate. Artinya, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Di manapemekaran ini akan berakibat terkikisnya kebudayaanToraja. "Tak kurang dari 32 lembaga adat akan terpecah jika Toraja dibagi-bagi," kata Yustius Andi Lolo, koordinator forum mahasiswa, Kamis siang tadi.Kabupaten yang dijuluki negeri yang berbentuk bulan bulatdan matahari, menurut Yustius, sangat dijunjung tinggi warga. Jika pemekaran dipaksakan, katanya, potensi konflik horizontal semakin terbuka. Pengunjuk rasa diterima Kepala Badan Pengembangan Daerah, M. Tan Malaka Guntur dan Kepala Bagian Otonomi Daerah, A Baktiharuni. Rencana pemekaran Kabupaten Tana Toraja diungkapkan dalam rapat DPRD yang dipimpin Ketua Dewan Sulawesi Selatan Agus Arifin Numang. Pemekaran kabupaten ini mendapat dukungan dari tujuh fraksi dan empat komisi di DPRD setempat.Ketua Panitia Khusus Pembentukan Toraja Utara, H.M. Room,mengatakan persetujuan Dewan masih merupakanlangkah awal. "Perjalanannya masih panjang," ujarnya.Tana Toraja memiliki 40 kecamatan. Jumlah desa kurang lebih 300 desa dengan jumlah penduduk sekitar 425 ribu jiwa. Irmawati