Siswa Tunanetra Keluhkan Lembar Jawab Ujian Nasional  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 9 Mei 2016 17:58 WIB

Siswa mengerjakan soal Ujian Nasional di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (Yaketunis), Yogyakarta, Senin (23/04/2012). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Klaten - Jemari tangan kanan Yoga Fitra Pratama, siswa tunanetra sekolah luar biasa, begitu lincah meraba huruf braille pada lembar-lembar soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia pada Senin pagi, 9 Mei 2016. Siswa berusia 16 tahun itu sesekali tersenyum sembari mengetukkan stylus atau pen (paku dengan pegangan plastik) pada kertas lembar jawaban untuk menuliskan jawabannya menggunakan reglet (alat untuk menulis huruf braille). “Rasanya malah kayak baca novel,” kata siswa asal Kampung Kanjengan, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Jawa Tengah itu.

Yoga adalah satu dari tiga siswa SLB-A Yayasan Asuhan Anak-anak Tunanetra (SLB-A YAAT) Klaten, Jawa Tengah yang mengikuti Ujian Nasional jenjang SMP sederajat yang diselenggarakan pada Senin hingga Kamis, 9-12 Mei 2016. Dua siswa lain adalah Frema Marista Aulia Rahma dan Khoiriyah. Ketiga siswa yang menyandang kebutaan total itu setiap hari belajar menggunakan naskah braille dan sistem e-learning.

Seusai ujian, Yoga mengatakan tak ada kesulitan yang berarti saat mengerjakan 50 butir soal pilihan ganda dalam naskah soal yang terdiri atas 40 halaman itu. Meski waktu pengerjaan ujiannya sama dengan Ujian Nasional konvensional selama 120 menit, Yoga dan dua temannya bisa selesai tepat waktu. “Soalnya ujiannya cukup mudah karena kami sudah menyiapkan diri sejak awal. Masalahnya cuma pada kertas lembar jawabannya yang agak tebal,” kata Yoga.

Untuk menuliskan jawaban, Yoga mesti mengetukkan pennya dengan keras. Sehingga bunyi benturan ujung paku dan permukaan meja kayu itu terdengar jelas dari luar kelas.

Menurut Frema, ketebalan lembar jawaban ujian cukup menyita waktunya dalam mengerjakan ujian. Sebab, dia harus mengetukkan pen dengan keras dan berulang agar jawabannya tercetak jelas. “Kalau boleh memilih, lebih enak ujiannya pakai laptop (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Dengan laptop, tinggal klik saja untuk membaca ulang soal-soalnya,” kata Frema.

Kepala SLB-A YAAT Klaten Subagya mengatakan pihaknya sudah melakukan simulasi Ujian Nasional menggunakan naskah soal konvensional dan naskah braille. “Untuk naskah soal konvensional, siswa tunanetra didampingi petugas yang membacakan naskah dan menuliskan jawabannya,” kata Subagya di kantornya.

Sedangkan dengan ujian naskah braille, siswa tunanetra bisa langsung membaca dan menuliskan sendiri jawabannya. Adapun lembar jawaban yang telah diisi para siswa tunanetra menggunakan alat reglet kemudian disalin ke Lembar Jawaban Komputer (LJK) oleh pengawas ruangan. “Jawaban disalin ke LJK agar dapat dipindai scanner untuk penilaian,” kata Subagya.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

55 hari lalu

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Pajak Hiburan 75 Persen Diatur dalam UU HKPD, Kemenkeu: untuk Kemandirian Daerah

17 Januari 2024

Pajak Hiburan 75 Persen Diatur dalam UU HKPD, Kemenkeu: untuk Kemandirian Daerah

Pajak hiburan termaktub dalam UU HKPD untuk penguatan pajak daerah, dan mendukung agar daerah bisa lebih mandiri.

Baca Selengkapnya

Warga 1 Desa Dekat Gunung Lewotobi Diminta Mengungsi, Ada Sinar Api

10 Januari 2024

Warga 1 Desa Dekat Gunung Lewotobi Diminta Mengungsi, Ada Sinar Api

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT dari Level III atau Siaga jadi Level IV.

Baca Selengkapnya

Kepala Bapanas Minta Pemerintah Daerah Gencarkan Program Ketahanan Pangan

19 November 2023

Kepala Bapanas Minta Pemerintah Daerah Gencarkan Program Ketahanan Pangan

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi meminta seluruh pemerintah daerah menggencarkan berbagai program ketahanan pangan.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Wayang Nasional Diperingati setiap 7 November

7 November 2023

Asal-usul Hari Wayang Nasional Diperingati setiap 7 November

Hari Wayang Nasional diperingati setiap tahun pada 7 November

Baca Selengkapnya

Otorita IKN Bisa Terbitkan Obligasi dan Sukuk Tahun Depan

18 September 2023

Otorita IKN Bisa Terbitkan Obligasi dan Sukuk Tahun Depan

Otorita IKN akan bisa menerbitkan surat utang alias obligasi dan sertifikat kepemilikan aset atau sukuk pada tahun depan. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Pemda Wajib Berikan Bendera Merah Putih Bagi Warga Tidak Mampu, Begini Bunyi Pasalnya

4 Agustus 2023

Pemda Wajib Berikan Bendera Merah Putih Bagi Warga Tidak Mampu, Begini Bunyi Pasalnya

Mengibarkan bendera merah putih di depan rumah saat perayaan HUT Kemerdekaan RI hukumnya wajib. Bagaimana jika warga tak mampu membelinya?

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Bantah 'Cuci Tangan' dalam Kisruh PPDB 2023, Irjen: Tugas Kementerian Awasi Pemda

14 Juli 2023

Kemendikbud Bantah 'Cuci Tangan' dalam Kisruh PPDB 2023, Irjen: Tugas Kementerian Awasi Pemda

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi membantah Kementeriannya disebut lepas tangan dalam kekisruhan PPDB 2023.

Baca Selengkapnya