4 Remaja Lumajang Tewas, Fakta Horor di Balik Ikan Buntal

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 9 Mei 2016 07:23 WIB

Ilustrasi keracunan makanan. Splashpress1.com

TEMPO.CO, Lumajang - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Malang Haryoto Indrayudi mengatakan, hingga kini, racun di dalam ikan buntal belum ada penangkalnya. Karena itu, pihaknya sangat kaget ketika ternyata yang dikonsumsi pasiennya adalah ikan buntal. "Belum ada penangkal atau penawarnya," kata Indrayudi, Minggu, 9 Mei 2016.

Tujuh orang dilaporkan keracunan gara-gara menyantap ikan buntal. Mereka adalah Choirul Zikin, 13 tahun, Dani Sukmana (11), Edi Eka Pratama (16), Angga Anggita Pratama (17), Suprianto (17), Choirul Huda (17), dan Wakhid (47). Empat di antaranya meninggal, yakni Choirul Zikin, Dani, Edi, dan Choirul Huda.

BACA JUGA
Pembunuhan Feby UGM: Ada 56 Adegan, Pelaku Sempat Berdoa
Sadis, Gadis Pakistan Ini Dihakimi Massa Usai Bantu Temannya

Indrayudi menambahkan, racun tetrodotoxin dalam ikan buntal sangat kuat. “Racun ini sangat luar biasa, kuat sekali efeknya, racun sianida saja kalah, bisa 20 kali kuat dari sianida," ujar Indrayudi. Orang yang tubuhnya terkontaminasi racun ini dalam kadar tinggi bisa muntah, mencret, dan mengalami disfungsi otot napas.”

Akibat gejala itu pun korban menjadi lemas. "Ini berpengaruh pada organ pernapasan yang terganggu. Artinya, ada gagal napas dan gagal jantung karena, selain menyerang otot pernapasan, otot jantung terserang," tutur Indrayudi.

Menurut Indrayudi, ikan buntal ini berbeda dengan jenis ikan-ikan lain pada umumnya. "Bila ikan lain membuang bakteri atau racun dari dalam tubuhnya, ikan buntal justru menyimpan bakteri atau racun di sebagian organ di dalam tubuhnya, seperti limpa, tempat telur, dan empedu," ujar Indrayudi.

BACA JUGA
Pengakuan Pemerkosa YY: Kami Mabuk dan Nonton Video Porno
Foto Ciuman Selena Gomez dengan Justin Bieber Masih Terpopuler

Kejadian mengenaskan itu bermula ketika enam remaja itu memancing untuk mengisi liburan di Pantai Licin, Desa Lebak, Kecamatan Ampelgading, Malang, Jumat, 6 Mei 2016. Keenamnya adalah warga Desa Purorejo dan Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari. Saat memancing itu, mereka mendapati ikan buntal seberat 8 kilogram.

Mereka rupanya tidak tahu ikan itu tergolong beracun, sehingga dibawa pulang. Sesampainya di rumah, ikan itu lantas dimasak untuk disantap bersama. Jumat sore, 6 Mei 2016, mereka muntah-muntah, dan satu di antaranya meninggal. Sabtu pagi, 7 Mei 2016, dilaporkan dua lain ikut meninggal. Korban meninggal bertambah satu pada Sabtu siang.

DAVID PRIYASIDHARTA

BERITA LAIN
Inilah 5 Hal Mengerikan di Balik Tragedi Yuyun dan Feby
Gadis Cantik Tewas Disambar Kereta, Selfie Maut Tetap Marak









Advertising
Advertising




Berita terkait

9 Tips Mengatasi Masalah Kesehatan saat Liburan dari Keracunan Makanan hingga Dehidrasi

1 hari lalu

9 Tips Mengatasi Masalah Kesehatan saat Liburan dari Keracunan Makanan hingga Dehidrasi

Ada kalanya saat liburan tidak berjalan sesuai rencana. Tidak hanya masalah akomodasi tapi juga masalah kesehatan. Simak tips berikut ini

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

9 hari lalu

Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul saat terjadi keracunan makanan dan cara untuk menghindari keracunan makanan

Baca Selengkapnya

Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

9 hari lalu

Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

Apa saja pertolongan pertama untuk keracunan makanan sebelum terlambat untuk diatasi?

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

14 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

16 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

36 hari lalu

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

Kursi Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Lumajang dipastikan bertambah menjadi 11 dalam Pemilu 2024 ini. Sementara PKB dan PDIP tetap.

Baca Selengkapnya

Amankah Makan Nasi Sisa yang Disimpan di Kulkas dan Dipanaskan Lagi?

59 hari lalu

Amankah Makan Nasi Sisa yang Disimpan di Kulkas dan Dipanaskan Lagi?

Saat ingin memakan nasi sisa, penting untuk memahami soal penyakit karena keracunan makanan. Berikut saran pakar soal nasi sisa.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Belasan Warga Cihurip Garut Diduga Keracunan Makanan Usai Konsumsi Ceker dan Kepala Ayam

4 Februari 2024

Belasan Warga Cihurip Garut Diduga Keracunan Makanan Usai Konsumsi Ceker dan Kepala Ayam

Polisi mengambil sampel sisa makanan yang diduga menjadi penyebab 14 orang keracunan makanan tersebut untuk diuji di laboratorium.

Baca Selengkapnya

Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

26 Januari 2024

Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

Pakar menyebut sebanyak 42 persen penyebab keracunan makanan di Indonesia pada 2019 adalah akibat cemaran bakteri. Ini yang perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya