Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan sambutan pada acara peringatan Hari Otonomi ke-20 di alun-alun Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, 25 April 2016. Dalam sambutannya, JK menyampaikan otonomi daerah membutuhkan pemimpin atau kepala daerah yang memiliki idealisme, inovasi dan kreativitas untuk menyejahterakan masyarakat. TEMPO/Pius Erlangga
TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla melepas kapal perang berjenis strategic sealift vessel(SSV)-1 pesanan Filipina, yang dibuat PT PAL. Kapal perang itu langsung berlayar ke Filipina kemarin sore.
Wakil Presiden menyatakan bangga karena Indonesia mampu dan berhasil merampungkan pekerjaan tersebut. ”Saya bangga Indonesia mampu menyelesaikan kapal pesanan Filipina,” katanya di galangan PT PAL kemarin.
Kalla juga bersyukur karena kapal bernama BRP Tarlac (LD-601) itu selesai tepat waktu sesuai dengan perjanjian kontrak. Dalam kontrak kerja sama, BRP Tarlac dijadwalkan selesai pada 2 Mei 2016. ”Alhamdulillah selesai sesuai dengan jadwal.”
Direktur PT PAL Firmansyah mengatakan kapal BRP Tarlac merupakan kapal pertama yang diekspor Indonesia. Firmansyah menjelaskan, sore ini kapal itu langsung berangkat dari Surabaya ke Filipina. Kapal tersebut diperkirakan tiba di sana pada 13 Mei 2016. ”Sesampai di sana, akan dilakukan serah-terima kapal kepada Departemen Pertahanan Filipina,” ujarnya.
Departemen Pertahanan Filipina sendiri sebenarnya memesan dua kapal perang jenis SSV. Untuk SSV-1 Tarlac telah selesai sejak 2 Mei 2016, sedangkan untuk pesanan kedua (SSV-2) akan selesai pada Mei 2017. ”Sesuai dengan kontrak, untuk yang kedua akan selesai pada Mei 2017,” tuturnya.
Acara pelepasan kapal SSV-1 ini dihadiri pula oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Perindustrian Saleh Husin, serta Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Ade Supandi.
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
11 Januari 2023
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.