Kekerasan Seksual, Menteri Yohana: Aparat Hukum Tidak Tegas  

Rabu, 4 Mei 2016 20:10 WIB

Netizen membuat tagar #NyalaUntukYuyun sebagai aksi solidaritas terhadap Yuyun remaja 14 tahun yang tewas setelah dicabuli 14 pemuda. Twitter.com

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan kerja aparat penegak hukum belum maksimal dalam menyelesaikan kasus kekerasan seksual yang berujung kematian.

"Ini sekadar masukan. Saat ini kerja polisi, kejaksaan, dan pengadilan belum maksimal. Hukuman yang diputuskan belum berat," katanya saat jumpa pers di Kementerian PPPA, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Mei 2016.

Yohana mempertanyakan ketidaksetaraan hukuman yang diterima antara pelaku kasus narkoba dan pelaku kejahatan seksual. "Korban kekerasan seksual juga mengalami dampak besar, seperti trauma, apalagi sampai kehilangan nyawa seperti kasus Yuyun."

Yuyun, 14 tahun, adalah siswi SMP Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh 14 pemuda desanya pada 4 April 2016. Kasusnya kini tengah disorot masyarakat, menyusul ditangkapnya 12 dari total jumlah pelaku.

Menurut Yohana, sanksi hukum atas kasus kejahatan seksual berujung kematian masih lemah. "Hukumnya harus direvisi. Kalau perlu pelaku (kasus kekerasan seksual) ditembak mati atau kena penjara seumur hidup," ujarnya.

Yohana mengatakan nyawa yang hilang akibat kasus narkoba sama harganya dengan nyawa yang hilang atas perkosaan yang disertai pembunuhan. Kisah Yuyun yang diperlakukan keji di sebuah kebun karet tak jauh dari rumahnya di Desa Kasie Kasubun itu, menurut dia, hanya satu dari kasus yang terlihat.

"Data kekerasan seksual yang kita lihat sekarang itu seperti fenomena gunung es, itu hanya yang terlapor," ujarnya.

Kata Yohana, Kementerian PPPA akan mengadakan pelatihan untuk para penegak hukum. "Kita kaji 'law enforcement'-nya. Saya kunjungi banyak kepolisian resor, kebanyakan kasus (kejahatan seksual) masih diselesaikan denda atau lewat mediasi adat," katanya.

Hukuman pidana bagi pelaku, menurut Yohana, masih kurang. "Malah ada juga polres yang mengatakan kasus begitu menjadi urusan keluarga, tak harus dibawa ke hukum," ujarnya.

Yohana pun mendesak dipercepatnya proses pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS). "Saya harap Dewan Perwakilan Rakyat sebagai pengusul RUU ini bisa kerja cepat."

Dia mengaku heran kenapa kejahatan seperti yang terjadi di kasus Yuyun belum tergolong kejahatan berat. "RUU PKS sendiri belum masuk prioritas pembahasan 2016, hanya masuk long list 2015-2019," ujarnya.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

10 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

11 jam lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

22 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

23 jam lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

1 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

1 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

1 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

1 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya