TEMPO.CO, Magelang - Salah seorang korban penembakan di Kota Magelan, Santi Rahayu (20 tahun), mengatakan saat menjalankan aksinya pelaku menggunakan mobil minibus. Saat itu dirinya hendak menutup toko buah milik orang tuanya di Jalan Ikhlas, Kota Magelang, pada pukul 21.30 WIB, Senin, 18 April lalu. Malam itu dia mengalami tiga kali penembakan ketika sedang duduk di depan tokonya.
Tembakan pertama dan kedua, kata Santi, menerjang dinding triplek dan keranjang buah. Sedangkan tembakan ketika mengenai pangkal paha dan meninggalkan lubang kecil di roknya. “Tiba-tiba merasakan nyeri di bagian pangkal paha,” ujar kata Santi kepada Tempo, Sabtu, 30 April 2016. “Tidak ada suara letusan senjata."
Santi sempat melibat mobil jenis minibus warna hijau berhenti sekitar 15 menit di seberang jalan. Ketika ayahnya datang, Santi menceritakan kejadian yang dialaminya. Ayahnya kemudian menghampiri kendaraan tersebut dan langsung melarikan diri. “Sejak peristiwa itu semua toko tutup pukul 9 malam,” ujarnya.
Atik pedagang buah yang tak jauh dari tempat Santi berdagang mengaku tak mendengar suara letusan senjata pada malam kejadian. Saat itu ia sedang menata buah sembari menunggu suaminya yang akan menjemput pulang. “Saya tak mendengar apa-apa,” kata dia.
Hingga kini Kepolisian Resor Magelang Kota masih terus menyelidiki kasus ini. Setelah menangkap SU dan SS alias P, polisi masih memburu S dan J “Keempatnya masih terduga,” kata Kepala Kepolisian Resor Magelang Kota Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Edi Purwanto.
Terduga S, kata Edi, masih memiliki hubungan saudara dengan SU dan SS. Sedangkan J tidak memiliki hubungan saudara dengan ketiganya. Sejauh ini, polisi telah mengumpulkan sejumlah alat bukti, berupa senapan angin laras panjang, peluru angin, gotri, dan dua golok. Petugas juga telah memeriksa sejumlah saksi dan korban.
SU kini berada dalam tahanan. Dia ditangkap ketika disergap dirumahnya pada Jumat dini hari lalu. Ketika ditangkap SU dalam kondisi tak sadarkan diri karena pengaruh narkotika jenis sabu. Sedangkan adiknya, SS alias P, melarikan diri dalam penyergapan tersebut. Aksi penembakan misterius terjadi pada 5-20 April lalu. Dalam aksi yang meresahkan warga Kota Magelang itu sebanyak 13 orang menjadi korban.