Buruh Informal Tuntut Perlindungan Hak dan Jaminan BPJS  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 1 Mei 2016 23:03 WIB

Para calon pembantu rumah tanggan bersalaman dengan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakir saat melakukan kunjungan kerja ke Biro Penyalur Pekerja Rumah "Bu Gito" di Cipete, Jakarta Selatan, 18 Januari 2015. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan buruh yang bekerja di sektor informal, yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta, menuntut perlindungan terhadap hak pekerja dan pemenuhan jaminan sosial BPJS. Mereka di antaranya buruh rumahan dan pekerja rumah tangga.

Demonstran berjalan dari taman parkir Abu Bakar Ali Yogyakarta dan berakhir di Titik Nol, untuk memperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day. Orator Serikat Pekerja Rumah Tangga Yuli Maheni menghitung pekerja rumah tangga saat ini berjumlah 10,7 juta orang dan tanpa perlindungan. Mereka tidak mendapatkan jaminan sosial, mendapatkan kekerasan fisik, psikis, dan ada yang mendapatkan kekerasan seksual.

Sedangkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat sejak tahun 2004 hingga kini belum disahkan. "Kami meminta kebijakan itu segera disahkan demi perlindungan terhadap pekerja rumah tangga," kata Yuli, Ahad, 1 Mei 2016.

Selain meminta perbaikan kesejahteraan pekerja rumah tangga, demonstran meminta adanya perlindungan terhadap perempuan buruh rumahan. Di Yogyakarta, buruh rumahan banyak bergerak di sektor usaha kecil menengah. Ada yang bekerja sebagai perajin tas.

Mereka mengerjakan kerajinan di rumah tanpa kesepakatan perjanjian kerja secara tertulis antara pemilik usaha dan buruh. Buruh rumahan tak punya posisi tawar, mendapat upah rendah jauh di bawah upah minimum provinsi. Selain itu, mereka tak punya jaminan keselamatan kerja dan jaminan sosial seperti BPJS.

Nasib serupa juga dialami buruh gendong di antaranya di Pasar Beringharjo dan Giwangan. Mereka belum diakui sebagai pekerja secara formal oleh pemerintah. Padahal mereka punya beban kerja yang berat.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

1 hari lalu

Besok May Day atau Peringatan Hari Buruh, Polri dan Disnakertransgi DKI Siapkan Ini

Peringatan Hari Buruh atau May Day ini juga akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia dengan melibatkan total ratusan ribu buruh.

Baca Selengkapnya

Bukan Hari Buruh, Ini Kilas Balik Penggunaan Kata Mayday Sebagai Istilah Darurat

1 Mei 2023

Bukan Hari Buruh, Ini Kilas Balik Penggunaan Kata Mayday Sebagai Istilah Darurat

Selain lazim di peringatan Hari Buruh Internasional, May Day atau Mayday juga untuk merujuk ke kondisi kritis seperti di kedaruratan penerbangan.

Baca Selengkapnya

May Day, Kisah Rusuh Haymarket dan Muasal Peringatan Hari Buruh Internasional

1 Mei 2023

May Day, Kisah Rusuh Haymarket dan Muasal Peringatan Hari Buruh Internasional

Kerusuhan Haymarket adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah gerakan buruh dan hak-hak pekerja internasional, muasal May Day.

Baca Selengkapnya

Alasan Peringatan Hari Buruh Internasional Disebut May Day

30 April 2023

Alasan Peringatan Hari Buruh Internasional Disebut May Day

Labour Day atau Hari Buruh mengindikasikan kebijakan Hari Buruh Nasional Amerika Serikat untuk melawan pengaruh May Day yang sarat gerakan sosialisme.

Baca Selengkapnya

Makna Hari Buruh atau May Day, Beserta Sejarahnya yang Diperingati Setiap 1 Mei

30 April 2023

Makna Hari Buruh atau May Day, Beserta Sejarahnya yang Diperingati Setiap 1 Mei

Makna peringatan Hari Buruh atau yang juga dikenal dengan May Day. Ketahui juga sejarah terbentuknya hari tersebut baik di dunia maupun di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ribuan Buruh Bakal Demo di Istana di Peringatan Hari Buruh Sedunia Besok: Ini Sejarah May Day

30 April 2023

Ribuan Buruh Bakal Demo di Istana di Peringatan Hari Buruh Sedunia Besok: Ini Sejarah May Day

Sejarah Hari Buruh Sedunia atau International Workers Day of May merupakan sejarah perjuangan kelas buruh dalam memperjuangkan haknya.

Baca Selengkapnya

Puluhan Perempuan Pengusaha Afghanistan Cari Peluang Pasar Asing

18 Maret 2023

Puluhan Perempuan Pengusaha Afghanistan Cari Peluang Pasar Asing

Perempuan Afghanistan kehilangan banyak peluang dalam kehidupan publik ketika Taliban mengambil alih pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Hadiri Governing Body ILO ke-345 di Swiss

14 Juni 2022

Indonesia Hadiri Governing Body ILO ke-345 di Swiss

Indonesia akan mencari solusi untuk diusulkan dalam menangani masalah ketenagakerjaan di Venezuela.

Baca Selengkapnya

Menaker: May Day Momentum Gaungkan Hubungan Industrial Pancasila

31 Maret 2022

Menaker: May Day Momentum Gaungkan Hubungan Industrial Pancasila

Hubungan Industrial Pancasila efektif dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis.

Baca Selengkapnya

KSPI Akan Bawa Putusan MK Soal UU Cipta Kerja ke Kampanye Internasional

3 Desember 2021

KSPI Akan Bawa Putusan MK Soal UU Cipta Kerja ke Kampanye Internasional

KSPI menyampaikan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang judicial review UU Cipta Kerja ke lembaga internasional.

Baca Selengkapnya