KontraS Ajukan Sengketa Informasi Kasus Pembunuhan Munir  

Reporter

Kamis, 28 April 2016 14:01 WIB

Aktivis mengenakan topeng Munir saat berziarah ke makam Munir Said Thalib di TPU Sisir, Batu, Jawa Timur, 8 September 2015. Sejumlah aktivis HAM Kota Batu dan Malang menghadiri ziarah ini. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mendaftarkan permohonan sengketa informasi terhadap laporan penyelidikan Tim Pencari Fakta (TPF) kasus tewasnya pegiat hak asasi manusia, Munir Said Thalib. Istri Munir, Suciwati, ikut mendaftarkan permohonan sengketa informasi tersebut.

“Siang ini kami daftarkan ke Komisi Informasi pusat,” kata Staf Divisi Pembelaan Hak Sipil dan Politik KontraS Satrio Wirataru saat dihubungi, Kamis, 28 April 2016.

Menurut Satrio, permohonan sengketa informasi diajukan untuk mendesak Presiden Joko Widodo membuka laporan tersebut. Sebab, meski sudah 11 tahun hasil penyelidikan TPF diserahkan ke Presiden, isinya tak pernah diumumkan kepada masyarakat. “Dokumen hasil penyelidikan bisa digunakan untuk membuka kembali kasus Munir,” kata Satrio.

Munir dibunuh menggunakan racun arsenik saat menuju Belanda. Hasil penyelidikan menjadikan Pollycarpus, pilot pesawat Garuda, dan anggota Badan Intelijen Negara, serta bekas Komandan Kopassus TNI AD Muchdi Purwoprandjono sebagai pelaku. Pollycarpus dihukum 14 tahun penjara. Namun ia dibebaskan bersyarat setelah 8 tahun ditahan. Adapun Muchdi, yang saat itu juga salah seorang Deputi BIN, dibebaskan karena saksi kunci, Budi Santono, mencabut keterangannya.

Satrio menilai persidangan kasus Munir hanya menyentuh pelaku lapangan. Pollycarpus dan Muchdi dinilai tidak memiliki motif dan kekuasaan untuk membunuh Munir. Metode pembunuhan Munir, kata dia, begitu sistematis sehingga tidak mungkin dilakukan mereka berdua. “Pasti ada pelaku lain yang memiliki posisi lebih strategis supaya pembunuhan sulit diungkap."

Petunjuk kepada dalang pembunuhan, kata Satrio, ada di dalam dokumen hasil penyelidikan TPF. Satrio menuturkan upaya membuka dokumen tersebut sudah sejak lama dilakukan. Ketika Komisi Informasi belum ada, mereka telah mendesak pemerintah melalui audiensi serta kampanye. Pertemuan dengan pemerintah pun pernah digelar.

KontraS, menurut Satrio, juga pernah mengirim surat permohonan kepada pemerintah agar dokumen TPF dibuka ke publik. Namun balasan yang diterima dari Sekretariat Negara dianggap tidak logis. “Mereka mengatakan tidak memiliki dokumen tersebut,” katanya.

Padahal, ucap Satrio, dokumen itu telah secara resmi diserahkan kepada Presiden pada 2005. Penyerahan disaksikan oleh Sekretaris Negara. Setelah mengirimkan surat keberatan atas jawaban Sekretariat Negara, lagi-lagi KontraS menerima surat balasan yang isinya sama. “Akhirnya kami putuskan untuk mendaftarkannya sekarang ke Komisi Informasi,” katanya.

Menurut Satrio, butuh proses lebih dari enam bulan hingga permohonan sengketa informasi dikabulkan. Komisi Informasi akan memanggil pihak pemohon dan termohon untuk bertemu. Ada proses mediasi dan sidang yang harus dilalui.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

43 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

44 hari lalu

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat

Baca Selengkapnya

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

51 hari lalu

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

51 hari lalu

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.

Baca Selengkapnya

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

51 hari lalu

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

52 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

56 hari lalu

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

Istri Munir, Suciwati termasuk dari 50 tokoh yang kirimkan surat kepada ketua umum partai politik untuk ajukan hak angket DPR. Ini alasannya mendukung

Baca Selengkapnya

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

7 Maret 2024

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

Profil Arief Sulistyanto yang diangkat Erick Thohir jadi Komisaris ASABRI.

Baca Selengkapnya

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

19 Januari 2024

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

Aksi 17 tahun Aksi Kamisan kemarin dilakukan. Salah satu aktivis yang kerap mengikuti gerakan tuntut keadilan yaitu Suciwati, istri aktivis HAM Munir.

Baca Selengkapnya

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

18 Januari 2024

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

Setiap Kamis sore sejak 18 Januari 2007, Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan kasus hak asasi manusia atau HAM berat di Indonesia.

Baca Selengkapnya