Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menberikan keterangan kepada wartawan setelah membuka Rapat Kerja Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016, di Asrama Haji Sudiang, Makassar, 11 April 2016. TEMPO/Sakti Karuru
TEMPO.CO, Surabaya – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin optimistis perbaikan sarana dan prasarana pendidikan perguruan tinggi Islam mampu menangkal gerakan radikalisasi di masyarakat.
“Keberadaan perguruan tinggi keagamaan yang semakin baik, artinya semakin memberikan peningkatan kualitas pemahaman agama di masyarakat. Seperti adanya infrastruktur yang bagus ini,” kata Lukman usai meresmikan menara kembar (twintowers) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Selasa, 26 April 2016. Pembangunan menara kembar itu mendapat pinjaman lunak dari Islamic Development Bank (IDB).
Apabila kualitas pemahaman terhadap nilai-nilai keagamaan meningkat, ujar Lukman, paham radikal dan ekstrem tidak punya peluang mengisi ruang-ruang pemahaman masyarakat. Sehingga, hanya pemahaman yang substantif dan esensial yang didapat. “Ini sangat signifikan dalam upaya keberagamaan masyarakat Indonesia di tengah-tengah keragaman."
Lukman mengapresiasi langkah IDB yang memberikan pinjaman lunak (softloan) kepada perguruan tinggi Islam di Indonesia. "Bantuan anggaran dari IDB ini sangat signifikan untuk mendukung perbaikan kualitas perguruan tinggi serta kualitas keagamaan di Indonesia," kata dia.
Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Abd A'la menuturkan kampusnya bertekad mengembangkan Islam Indonesia. Menurutnya lembaga pendidikan yang dia pimpin punya kewajiban mengenalkan Islam Indonesia yang toleran dan ramah.
Caranya dengan memahamkan bagaimana agama mengapresiasi tradisi-tradisi dan kearifan lokal sesuai yang ada di Indonesia. “Tidak ada ruang bagi pemahaman radikal,” tuturnya.
Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kemenkeu, Isa Rachmatarwata berujarn terdapat lebih dari 70 pembangunan perguruan tinggi di Indonesia yang mendapat kucuran pinjaman lunak dari IDB. “Dan perlu diingat, suatu saat kita akan kembalikan,” katanya.
Bantuan modal tersebut diberikan melalui kerja sama dengan pemerintah Indonesia serta beberapa juga diberikan ke perguruan tinggi secara langsung. "Anggaran yang diberikan IDB kepada pemerintah Indonesia dan sejumlah perguruan tinggi diberikan secara bertahap," tuturnya.
Pinjaman dana dari IDB tersebut dimanfaatkan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel untuk membangun tujuh gedung baru sejak 2010. Yakni gedung Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syariah, laboratorium bersama, sportcenter, serta twintowers yang terdiri dari tiga gedung.