Survei Kementerian Berbasis Proyek, Jokowi Pilih Data BPS  

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 26 April 2016 18:00 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato di Parlemen Kerajaan Inggris di Royal Robing Room, Istana Westminster, London, Inggris, 19 April 2016. Dalam pidatonya, Jokowi menyerukan pada para anggota parlemen Inggris untuk lebih mengenal Indonesia dan menumpang maskapai penerbangan Garuda Indonesia. REUTERS/Stefan Wermuth

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo kesal karena sering menerima data yang berbeda-beda dari kementerian dan Badan Pusat Statistik setiap kali hendak mengambil suatu keputusan. Data yang tak akurat membuatnya lama dan tak segera mengambil keputusan. Karena itu, Presiden Jokowi akan memilih menggunakan data Badan Pusat Statistik sebagai rujukan.

"Sejak saya masuk Istana, misalnya saya minta data kemiskinan, data dari Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, dan BPS enggak ada yang sama. Saya enggak mau lagi kayak begitu," kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Sensus Ekonomi 2016 di kompleks Istana Merdeka, Selasa, 26 April 2016.

Meski memilih menggunakan data BPS, kata Jokowi, bukan berarti dia percaya sepenuhnya. Sebaliknya, Presiden memastikan akan tetap mengecek ulang tiap data yang diterima dari BPS, baik dari sampel maupun metodologinya.

Jika ada masalah atau kejanggalan dari data BPS, Jokowi akan mengambil tindakan serius. Jokowi menegaskan, semua data yang diberikan harus riil, representatif, dan tegas. "Dari data yang akurat, akan keluar kebijakan yang efektif," tuturnya.

Jokowi menjelaskan, anggaran dana yang diajukan untuk survei oleh kementerian tak akan disetujui lagi. Malah, kata Jokowi, kebanyakan survei dari kementerian hanya berorientasi proyek. "Stop, stop, enggak ada lagi orientasinya cari data sebagai proyek. Sudah, cukup satu saja," katanya.

Secara terpisah, Ketua BPS Suryamin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Presiden Jokowi. Ia berjanji akan bekerja sebaiknya. "Ada 340 ribu petugas lapangan yang akan bekerja nantinya," ujarnya.

ISTMAN MP

Berita terkait

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

23 jam lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

2 hari lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

3 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

4 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

4 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

5 hari lalu

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

Pengamat kebijakan publik Univesitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan tidak ada urgensi pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan dalam pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

5 hari lalu

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

Ekonom menaksir beban anggaran pemberian makan siang gratis beserta susu setara 4-5 persen belanja pemerintah pusat pada APBN 2025

Baca Selengkapnya

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

7 hari lalu

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

Sugianto, 30 tahun, sudah tiga tahun bekerja di proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya