Lahan Program Cetak Sawah di Kalimantan Tengah Bermasalah  

Reporter

Jumat, 22 April 2016 04:24 WIB

Sebuah lahan yang baru terbakar sudah ditanami olah bibit pohon sawit yang sekarang sedang investigasi polisi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 30 Oktober 2015. Kerbakaran selama berminggu-minggu di hutan dan lahan gambut yang kaya karbon dari pulau Sumatera dan Kalimantan. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kalimantan Tengah Tute Lelo menjelaskan, jajarannya tidak mungkin melakukan pencetakan sawah di areal hutan produksi.

"Bila tanah itu belum ada pembebasan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kami tak akan berani menggarapnya karena berimplikasi dengan masalah hukum," katanya pada Kamis, 21 April 2016.

Dia berharap, terjadi perubahan status dari hutan produksi ke area penggunaan lainya (APL). Sebelumnya, Presiden Jokowi mencanangkan program cetak sawah di Kalimantang Tengah seluas 17.300 hektare.

Pekerjaan proyek yang dijadwalkan akan tuntas pada Juli 2016, yang pengerjaannya melibatkan pihak TNI, itu saat ini sudah selesai dibangun seluas 3.500 hektar.

Dari 17.300 hektare, masing-masing kabupaten/kota, yang terbagi atas 14 wilayah, mendapatkan jatah 5.000 hektare cetak sawah baru.

Tute berharap, pemerintah memberi perhatian mengenai kondisi ini. Sebab, sangat mustahil dilaksanakan.

"Karena sangat tidak mungkin ada kelompok tani yang mengurus sendiri perizinannya," katanya.
Karena itu, ia meminta pemerintah pusat membantu petani mengurus perizinan.

Menurut Tute, sebenarnya ada alternatif lain, yakni sepanjang lahan bisa dimanfaatkan untuk pertanian selagi tidak masuk ke hak guna bangunan (HGB) perusahaan perkebunan kelapa sawit atau milik warga.

Ia melanjutkan, hal itu juga sulit diwujudkan karena para tenaga teknis, yang berada di lapangan, tetap enggan menggarap lahan sebelum ada pelepasan kawasan.

"Padahal izin (dari) bupati agar kelompok tani segera menggarap lahannya sudah ada, tapi para tenaga teknis yang mendampingi kelompok tani tak berani karena takut tersangkut hukum," ujarnya.

KARANA WW

Berita terkait

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

13 jam lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

2 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

4 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

7 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

11 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

14 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

16 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

16 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

27 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

39 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya