Krishna Murti: Tak Menangis, Belum Ada Penyesalan dari Agus  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 21 April 2016 23:07 WIB

Kusmayadi alias Agus bin Dulgani, 31 tahun, pria yang diduga membunuh dan memutilasi perempuan hamil di Cikupa, Tangerang, saat digelandang polisi di Terminal 2 keberangkatan Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, 21 April 2016. TEMPO/NURHADI

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti membantah berita bahwa pelaku mutilasi, Kusmayadi alias Agus bin Dulgani, menangis saat dicokok Kepolisian. Bahkan, kata Krishna, tidak ada tanda-tanda penyesalan dari tersangka ketika ditangkap.

"Dia enggak menangis, dia sadar. Saya belum melihat wajah penyesalan dari tersangka," kata Krishna di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 21 April 2016. Kepolisian menangkap Agus di Surabaya setelah mendapat info melalui hotline Kepolisian setelah Agus dimasukkan dalam daftar pencarian orang.

BACA: Obrolan Mengejutkan Istri Agus dengan Korban Mutilasi Cikupa

Krishna mengatakan tersangka hanya terlihat kaget ketika beberapa polisi tak berseragam mencarinya di Rumah Makan Selero Bundo, Surabaya. Penangkapan dilakukan dengan kerja sama Kepolisian Daerah Jawa Timur. "Tersangka kaget polisi bisa mengejar sampai ke sana," ujar Krishna.

Kamis pagi, Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan mengirimi Tempo video detik-detik penangkapan Agus. Ia kabur lebih dari sepekan setelah diduga membunuh dan memutilasi Nur Atikah alias Nuri.

BACA: Kronologi Cinta Terlarang Berakhir Mutilasi Wanita Hamil

Di dalam restoran yang belum buka itu, Agus terlihat menangis dan memeluk seseorang. Wajah Agus tampak ketakutan. Ia mengenakan kaus putih dengan motif sablon merah di bagian depan serta celana selutut. Tak ada perlawanan dari Agus saat ditangkap. Masih sesenggukan, Agus digiring ke mobil hitam.

Setelah membunuh dan memutilasi Nuri, Agus mengambil langkah seribu dan meninggalkan Tangerang. Krishna mengatakan Agus sempat menjual telepon seluler Nuri. "Dia enggak kerja, luntang-lantung. Menjual handphone dan duitnya habis," tutur Krishna. Saat ini, polisi menyiapkan berita acara pemeriksaan untuk Agus.

ARKHELAUS W. | DESTRIANITA K.

Baca juga:

Penganiayaan Tamara Blezynski Ternyata Sandiwara? Ini Langkah Polisi
Kate Kate Middleton-Pangeran William Berpose Canggung: Ada-apa?



Berita terkait

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

1 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

1 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

2 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

4 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

10 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

11 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

26 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Komite HAM PBB Soroti Isu Pembunuhan di Luar Hukum di Papua

37 hari lalu

Komite HAM PBB Soroti Isu Pembunuhan di Luar Hukum di Papua

Komite HAM PBB membacakan temuan pelanggaran HAM di Indonesia, salah satunya isu extrajudicial killing terhadap orang Papua.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

46 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Parlemen Gambia Atur Hukuman untuk Pelaku Mutilasi Alat Kelamin Perempuan

47 hari lalu

Parlemen Gambia Atur Hukuman untuk Pelaku Mutilasi Alat Kelamin Perempuan

Anggota parlemen Gambia berencana melakukan sebuah pemungutan suara untuk sebuah proposal yang akan melarang mutilasi alat kelamin perempuan

Baca Selengkapnya