Hamsiar, bibi dari Renaldi alias Aldi (25) salah satu awak Kapal Brahma 12 yang disandera kelompok milisi bersenjata Abu Sayyaf di Filipina diwawancarai di rumahnya di Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan, 8 April 2016. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan upaya pembebasan 10 sandera warga Indonesia di Filipina kini dalam tahap penyelesaian. Menurut Pramono, pemerintah tengah melakukan "soft diplomacy" untuk membebaskan para sandera.
"Intinya sekarang dalam tahap penyelesaian. Apa yang akan dilakukan kita sebut dengan soft diplomacy sedang dilakukan dan mudah-mudahan bisa terealisasi," kata Pramono di Kantor Presiden, Rabu, 13 April 2016.
Pramono mengatakan pemerintah sangat memberikan dukungan penuh dalam upaya pembebasan sandera. Selain itu, kata dia, pemerintah Indonesia dan Filipina diharapkan dapat menyelesaikan masalah 10 sandera Abu Sayyaf dalam waktu dekat. "Bentuknya ada hal yang tidak bisa diungkapkan pada publik," katanya.
Penyerbuan militer Filipina ke markas kelompok militan Abu Sayyaf di wilayah Basilan, Sabtu lalu, berujung tragis. Sebanyak 18 tentara Filipina dan lima militan Abu Sayyaf dilaporkan tewas. Ini merupakan kekalahan terbesar pemerintah Filipina menghadapi kelompok separatis di wilayah selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Belum ada informasi mengenai 10 warga negara Indonesia anak buah kapal Anand 12 yang disandera kelompok militan itu sejak akhir Maret lalu. Namun mereka diduga selamat karena menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, tidak ada informasi sandera WNI berada di lokasi penyerbuan.