Waduh, Ratusan Program TV Ini Ternyata Tak Layak Tonton

Reporter

Rabu, 13 April 2016 07:18 WIB

Ilustrasi Komisi Penyiaran Indonesia. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Bandung - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat mencatat ada sebanyak 364 tayangan program siaran televisi yang tidak layak ditonton oleh masyarakat sepanjang 2015. Program televisi itu didominasi oleh jenis sinetron dan berita yang menampilkan kekerasan.

"Sementara untuk aduan warga mencapai 328 laporan," ujar Ketua KPID Jawa Barat Dedeh Fardiah, saat ditemui wartawan di acara Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Peduli, di SDN Sukapura, Cibiru, Kota Bandung, Selasa, 12 April 2016.

Dedeh menilai tayangan tersebut dapat berdampak negatif terhadap masyarakat pada umumnya dan khususnya pada anak-anak. Apalagi, kata dia, program itu ditayangkan pada jam tayang utama di mana waktu itu dipastikan ditonton oleh kebanyakan anak-anak. "Untuk tayangan berita berbau kekerasan masih jadi catatan kami, seperti sorotan wajah dengan penuh luka lebam, dan siarannya yang diulang-ulang," katanya.

Selain tayangan berita berbau kekerasan, untuk program siaran infotainment dan sinetron pun banyak yang tidak layak. Menurut Dedeh, program sinetron yang lebih banyak mengekspos kemewahan kehidupan para artis akan berdampak pada kesenjangan sosial dan mengganggu kesehatan masyarakat. "Sorotan infotainment yang memberitakan kehidupan mewah para artis juga sebaiknya dihindari karena bisa memberi efek jelek," ucapnya.

Menurut Dedeh, KPID Jawa Barat pun tengah menggalakkan pendekatan kultural kepada masyarakat Jawa Barat guna bisa membangun kesadaran dalam memilah dan memilih tontonan yang layak atau tidak layak dikonsumsi. "Selain menjadi perhatian pihak media atau televisi, warga tentunya sudah harus cerdas memilah dan memilih tayangan. Sehingga dengan kesadaran yang tinggi, mereka tak serta-merta melahap mentah-mentah tayangan televisi, khususnya untuk orang tua," ujarnya.

Pakar media massa Universitas Islam Sunan Gunung Djati, Bandung, Asep Saeful Muhtadi, mengatakan perlu adanya sinergi antara media, KPID, dan pemerintah guna mengentaskan masalah tersebut. Membangun kesadaran masyarakat, kata dia, bukan perkara mudah. Namun, dengan adanya sinergi dari stakeholder itu, kesadaran masyarakat dalam melakukan proses seleksi pemilahan tontonan yang layak atau tidak akan menjadi suatu keniscayaan.

"Media, bagaimanapun, harus berpikir komersial. Tidak mungkin-lah kalau tidak berpikir komersial, tapi di satu sisi pun harus bisa menyuguhkan sesuatu yang berkualitas. Karena itu, media bisa merancang yang marketable di satu sisi, tapi tetap memperhatikan aspek-aspek kearifan lokal dan memperhatikan dimensi etis pada masyarakat," katanya.

Sebetulnya, kata Asep, KPID berhak mengeluarkan regulasi yang mengatur masalah tontonan yang layak atau tidak layak dikonsumsi masyarakat. Namun pintu dialog tetap terbuka agar tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. "Caranya harus tetap demokratis, tidak seperti ketika masa Orde Baru, asal main bredel saja," ucap Samuh—panggilan akrab Asep.

Urusan layak atau tidak layak dikonsumsi masyarakat pun, kata Samuh, setidaknya harus tetap berlandaskan pada dua hal, yakni aspek etika yang sesuai dengan norma yang berlaku dan tetap mempertahankan aspek sosiologisnya.

"Salah satunya media itu berfungsi mendidik, media apa pun itu memiliki peran untuk mendidik masyarakat. Mendidik juga itu tidak bisa asal mendidik, tapi harus mengedepankan kearifan lokal salah satunya," katanya. "Kearifan lokal itu salah satunya yang harus menjadi perekat antara peran mendidik bagi kepentingan masyarakat dan kepentingan media," katanya.

AMINUDIN A.S.

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

6 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

16 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

20 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

25 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

51 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Singgung Indeks KPI, Kemenkominfo Minta Pengelola Stasiun TV Tingkatkan Kualitas Program Siaran

55 hari lalu

Singgung Indeks KPI, Kemenkominfo Minta Pengelola Stasiun TV Tingkatkan Kualitas Program Siaran

Kemenkominfo meminta pengelola stasiun televisi meningkatkan kualitas program-program siarannya. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

59 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

59 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Rakornas KPI 2024 akan Digelar di Provinsi NTB

29 Februari 2024

Rakornas KPI 2024 akan Digelar di Provinsi NTB

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang dihadiri oleh perwakilan dari 34 provinsi di seluruh Indonesia

Baca Selengkapnya