Kota Malang Menuju Lumbung SDM Ekonomi Kreatif
Kamis, 31 Maret 2016 16:48 WIB
INFO NASIONAL - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, dipercaya menjadi tuan rumah Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2016, yang dibuka langsung Wali Kota Malang HM Anton. Acara yang juga dihadiri Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia Triawan Munaf ini diadakan di Hotel Haris, Kota Malang, Kamis, 31 Maret 2016. ICCC pertama kali diselenggarakan di Kota Surakarta tahun 2015.
Wali Kota Malang HM Anton menyambut baik terselenggaranya ICCC ini. Kata Anton, sebagai tuan rumah, acara ini merupakan suatu kebanggaan sekaligus menjadi tantangan tersendiri. Ia optimistis Malang Raya mampu menjadi kota/kabupaten kreatif berwawasan lingkungan, global, serta sebagai barometer ekonomi nasional.
Sebagai kota pendidikan, pariwisata, dan industri, Kota Malang sangat menjanjikan. Keberadaan 50 Perguruan Tinggi (PT) di Kota Malang sebagai modal baik. Ia mengajak pihak PT terlibat aktif dalam memberikan pendampingan kepada UKM dan kelompok usaha masyarakat yang tersebar di 57 kelurahan dari 5 kecamatan. “Tidak hanya di sektor jasa, tapi kami juga mendorong pengembangan di sektor lainnya. Kami harap bisa berkolaborasi dan sinergi dalam mengembangkan ekonomi kreatif di daerah,” kata Anton.
Menurut dia, pemuda kreatif dapat melahirkan ide-ide segar dan inovatif. Dari komoditas tersebut akan lahir kemauan memajukan bangsa, terutama membawa Kota Malang sebagai kota kreatif di Indonesia hingga tingkat internasional. “Mereka yang berhasil adalah mereka yang tidak sibuk menilai pekerjaan, tetapi senantiasa menyibukkan dalam olah pikir dan inovasi. Mereka juga membangun kemandirian. Keberhasilan orang menjadi inspirasi bagi mereka,” ujar Anton.
Anton bertekad menjadikan Kota Malang sebagai lumbung Sumber Daya Manusia (SDM) ekonomi kreatif bidang digital, animasi, industri fashion, senematografi, kuliner, dan jasa. Ia akan membawa Kota Malang untuk menjadi kota berwawasan global.
Hadirnya ICCC selaras dengan program pemerintah. Saat ini Pemerintah Kota Malang dalam pengembangan sebagai Kota Smart City, yakni penyediaan ruang internet. Adanya ruang internet agar dimanfaatkan masyarakat dan mendorong lahirnya ide kreatif. “Spot-spot internet tersebut bisa dimanfaatkan warga untuk menularkan ide dan ekonomi kreatifnya. Mengingat saat ini adalah era digital,” ucap Anton.
Untuk promosi pariwisata, Pemkot Malang membangun beberapa obyek wisata baru, seperti wisata selfie yang terdapat di sudut-sudut kota.”Wisata ini sangat murah, mudah dan cepat menarik minat warga luar Malang,” ujar Anton yang juga Ketua Persatuan Tionghoa Islam Indonesia (PITI) Malang Raya.
Pemkot Malang saat ini juga fokus menyediakan ruang publik yang aman, nyaman dan menginspirasi. Melalui tata kelola kota berwawasan lingkungan, seperti dibangunnya beberapa taman kota tematik dan iconik. Pembangunan taman tanpa dana APBD, melainkan dari pola kerja sama atau melalui CSR perusahaan. Hal ini menunjukkan Kota Malang sangatlah kondusif untuk investasi.
Kota Malang, tambah Anton, diapresiasi sebagai Kota Layak Huni, Kota Sehat dan Kota Layak Anak. Dari hasil survei, kategori investasi Kota Malang indeks nya 77,72 persen atau berada di atas indeks nasional 73 persen. Bahkan, pelayanan publik di Kota Malang indeks nya tertinggi Koridor Jawa. Sedangkan, pelayanan di kelurahan tahun 2014 dan 2015 mendapat penghargaan terbaik tingkat nasionalnya. “Melalui forum ini saya berharap ada strategi dalam memenangkan pertarungan global. Kita ramaikan dunia internasional dengan karya anak bangsa,” kata Anton.
INFORIAL