Soal Haluan Negara, Megawati Minta Indonesia Contoh Cina

Rabu, 30 Maret 2016 21:33 WIB

Megawati Soekarnoputri melihat koleksi foto dalam acara peluncuran buku "Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis & Tertawa Bersama Rakyat" di gedung Arsip Nasional, Jakarta, 23 Maret 2016. Dalam peluncuran buku tersebut terdapat beberapa foto Megawati saat menjabat sebagai presiden ke-5. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan rencananya untuk menghidupkan kembali Garis Besar Haluan Negara harus didukung oleh semua pihak.

"Bukan lagi berembuk dengan sekat-sekat, tapi secara nasional," kata Megawati dalam pidato kunci Konvensi Nasional Haluan Negata di Jakarta Convention Center, Rabu, 30 Maret 2016.

Menurut dia, bangsa Indonesia harus kembali merepresentasikan diri di dunia internasional dan menunjukkan sebagai negara yang tahu arah dan tujuannya. Haluan negara, kata Megawati, sama pentingnya seperti konsep pola pembangunan semesta berencana yang dicetuskan Presiden Sukarno.

"Sudah saatnya mikir ulang tujuan bangsa kita, harus diputuskan oleh konsensus bangsa. Ini loh, katakan misal (rencana) mau 50 tahun atau 100 tahun, silahkan," katanya.

Megawati mengatakan, Indonesia seharusnya bisa mencontoh Republik Rakyat Cina. Di sana, kata dia, bahkan pemerintah di tingkat provinsi sudah memiliki rencana pembangunan hingga 100 tahun ke depan.

Untuk kembali memunculkan GBHN, Megawati menyarankan dilakukan amandemen terbatas UUD 1945. Amandemen dilakukan agar pembahasan bisa dilakukan secara fokus. Dalam penyusunan haluan negara, kata dia, ini semua ide harus ditampung, termasuk ide dari partai.

"Terapannya kayak bikin daftar isian masalah, DPR kan selalu lakukan itu. Ini kan hanya teknis," ujarnya. Ia berujar saat ini yang paling penting ialah menyatukan pandangan mengenai pentingnya haluan negara.

Sementara itu Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia Ravik Karsidi mengatakan GBHN sangat penting sebagai pedoman pembangunan bangsa. Menurut dia, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang ada saat ini tidak bisa memberikan arah pembangunan karena bersifat teknokratik. "Haluan negara lebih bersifat ideologis dan mampu berfungsi memberi arah bagi pembangunan nasional," ucapnya.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Isu Penghapusan Jabatan Gubernur, Ketua Komisi II DPR Pertanyakan Urgensinya

6 Februari 2023

Isu Penghapusan Jabatan Gubernur, Ketua Komisi II DPR Pertanyakan Urgensinya

Ketua Umum Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia, kritisi wacana penghapusan jabatan Gubernur, menurutnya wacana itu harus menimbang dua hal, yakni urgensinya dan fungsionalnya

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Meloloskan Amendemen Konstitusi untuk Memangkas Kekuasaan Presiden

22 Oktober 2022

Sri Lanka Meloloskan Amendemen Konstitusi untuk Memangkas Kekuasaan Presiden

Perwakilan masyarakat sipil Sri Lanka menilai amendemen hanya mengutak-atik kekuasaan presiden dan tidak menerapkan perubahan signifikan.

Baca Selengkapnya

Referendum Tunisia Setujui Konstitusi Baru, Presiden Lebih Berkuasa

17 Agustus 2022

Referendum Tunisia Setujui Konstitusi Baru, Presiden Lebih Berkuasa

Konstitusi baru Tunisia memberi presiden kekuasaan jauh lebih besar, sementara oposisi menilai referendum tidak sah.

Baca Selengkapnya

Bambang Soesatyo Sebut Konstitusi Seharusnya Diamandemen Oleh Setiap Generasi

22 Mei 2022

Bambang Soesatyo Sebut Konstitusi Seharusnya Diamandemen Oleh Setiap Generasi

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo tetap menilai konsitusi perlu diamandemen untuk menjawab tantangan zaman.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua MPR Yakin Konstitusi Batal Diamandemen

15 April 2022

Wakil Ketua MPR Yakin Konstitusi Batal Diamandemen

BP MPR menyepakati untuk menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara melalui undang-undang, bukan amandemen UUD.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Konstitusi Spirit Gapai Tujuan Negara

28 Oktober 2021

Bamsoet: Konstitusi Spirit Gapai Tujuan Negara

Konstitusi harus dipahami sebagai ikhtiar dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan ekonomi yang berkeadilan.

Baca Selengkapnya

Begini Penilaian Rocky Gerung terhadap Rencana Amandemen UUD 1945

15 September 2021

Begini Penilaian Rocky Gerung terhadap Rencana Amandemen UUD 1945

Dari segi asas-asas bernegara, Rocky Gerung memandang sudah terjadi cacat logika karena MPR sibuk sendiri membuat proposal amandemen UUD 1945.

Baca Selengkapnya

Pakar UGM Khawatir Amandemen UUD 1945 Jadi Pintu Masuk Masa Jabatan 3 Periode

15 September 2021

Pakar UGM Khawatir Amandemen UUD 1945 Jadi Pintu Masuk Masa Jabatan 3 Periode

Zainal mengungkapkan ada sejumlah kemungkinan dari adanya amandemen UUD 1945. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Sulit Terjadi

14 September 2021

Bamsoet: Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Sulit Terjadi

Rencana MPR RI melakukan amandemen terbatas hanya untuk menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN), bukan yang lain.

Baca Selengkapnya

Sejarah Perubahan UUD di Indonesia Sejak Proklamasi Hingga Reformasi

30 Agustus 2021

Sejarah Perubahan UUD di Indonesia Sejak Proklamasi Hingga Reformasi

Indonesia pernah mempunyai dua UUD yang berbeda dengan UUD 1945 yang diberlakukan sehari setelah proklamasi kemerdekaan.

Baca Selengkapnya