Musim Hujan Picu Infeksi Flu Burung di Yogya dan Jateng

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 29 Maret 2016 23:01 WIB

Dua petugas dari Dinas Kesehatan memeriksa seekor ayam pada simulasi pencegahan dan pengobatan penyakit flu burung di Kecamatan Tamangapa Makassar (22/11). Simulasi tersebut untuk memberi pengetahuan kepada warga tentang pencegahan dan proses pengoba

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Seksi Informasi Balai Veteriner Wates, Putut Djoko Purnomo menyatakan baru-baru ini menerima laporan temuan beberapa kasus ayam dan itik yang mati mendadak karena terinfeksi flu burung dari sejumlah kawasan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Namun, menurut dia, belum ada bukti yang menunjukkan kasus itu merupakan imbas penularan ledakan serangan flu burung di Jawa Timur pada awal bulan ini. "Dugaan sementara itu karena musim hujan, sehingga sisa-sisa virus lama yang belum mati berkembang dan menginfeksi beberapa unggas," kata dia pada Selasa, 29 Maret 2016.


Selama sebulan belakangan, laporan kematian ratusan ayam dan itik ke Balai Veteriner Wates datang dari Kota Yogyakarta, Pati, Pekalongan, Sukoharjo, Sragen, Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah. "Berdasar hasil uji lapangan atau uji cepat, terbukti ada serangan Avian Influenza atau flu burung," kata Putut.


Saat ini, peneliti dari Balai Veteriner Wates sedang terjun ke lapangan untuk meneliti luasan jangkauan serangan itu dan memastikan ada infeksi Avian Influenza di semua unggas yang mati mendadak di daerah tersebut. Menurut Putut, sejumlah contoh tubuh unggas yang mati mendadak dari sebagian daerah itu juga belum diperiksa di laboratorium Balai Veteriner Wates. "Contoh unggas yang mati mendadak di Kota Yogyakarta belum dikirim ke laboratorium kami," kata dia.


Meskipun demikian, tim peneliti Balai Veteriner Wates menemukan ada virus Avian Influenza yang hidup di sekitar lokasi peternakan unggas yang mati mendadak. Putut mencontohkan di kawasan Karangwaru, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, tim lembaganya menemukan ada sisa virus Avian Influenza dari periode lampau yang masih hidup di kandang unggas dan tempat makanan atau minumnya. "Jadi, berkembang lagi saat musim hujan, sementara lingkungannya tidak bersih," kata dia.


Putut mengimbuhkan laporan unggas mati mendadak di DIY dan Jawa Tengah juga masih terbatas di kandang ayam kampung, ayam bangkok dan itik. Dia mengaku belum menerima laporan kasus kematian unggas jenis ayam buras yang hidup di peternakan besar. "Makanya kami menyimpulkan kasus flu burung di DIY dan Jateng bukan terimbas dari Jawa Timur," kata dia.


Apalagi, total jumlah kasus temuan unggas yang mati mendadak di sejumlah daerah itu hanya berkisar ratusan ekor saja. Misalnya, kata Putut, di Kabupaten Pati, baru ada temuan ratusan ekor ayam yang mati akibat flu burung. "Di Kota Yogyakarta juga hanya ada temuan puluhan ayam saja yang mati karena flu burung," kata dia.


ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

4 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

4 hari lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

14 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

55 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

55 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya