Ini Alasan Indonesia Tak Ikut Koalisi Militer Bentukan Arab

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 29 Maret 2016 16:36 WIB

Tentara membawa peluncur roket saat defile militer pengamanan Ibadah Haji di Mekkah, Arab Saudi, 17 September 2015. ISIS pernah menyerang sebuah masjid di dalam kompleks polisi yang menewaskan 15 orang di wilayah barat Arab Saudi pada 6 Agustus 2015. REUTERS/Ahmad Masood

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Indonesia tak bisa bergabung dengan koalisi militer yang dibentuk Arab Saudi untuk memerangi terorisme. Koalisi yang terdiri dari 34 negara bermayoritas penduduk muslim tersebut, kata Ryamizard, tak cocok diikuti Indonesia yang menganut politik luar negeri bebas aktif.

“Bulan lalu saya sampaikan ke Raja dan Menhan Arab, kami tidak bisa gabung koalisi militer itu. (Saya bilang) Undang-undang kami tidak bisa,” kata Ryamizard di sela Seminar Nasional Kurikulum Pertahanan dan Bela Negara Universitas Pertahanan di gedung Kemenhan, Selasa, 29 Maret 2016.

Meski tak bergabung, Ryamizard mengatakan Indonesia siap mendukung perlawanan terhadap teroris, terutama kelompok radikal ISIS. Dia mengatakan terorisme adalah ancaman berat yang sedang dihadapi Indonesia.

Saat membuka seminar pun, Ryamizard sempat membahas sejumlah teror yang terjadi baru-baru ini. "Kita lihat lagi serangan di bandara dan stasiun di Brussels, menewaskan 31 orang. Di Lahore juga kemarin, 65 tewas. Ini rangkaian aksi pengecut seperti yang terjadi di Prancis, Berlin, dan Indonesia," kata dia.

Ryamizard mengaku risih pada konsep dan pemikiran para teroris yang sering mengatasnamakan agama. "Saya tegaskan tak ada kamusnya, membunuh orang bisa masuk surga. Itu orang tolol yang berpikir begitu," ujarnya.

Ryamizard juga menyesalkan kabar adanya warga Indonesia pergi ke Suriah untuk menjadi pengikut ISIS, setelah diiming-imingi uang dan banyak hal lain. "Saya bilang juga ke Menhan Arab, ISIS isinya 200-300 orang saja dunia sudah gaduh. Kalau satu persen saja warga Indonesia gabung, dunia kiamat," kata dia.

Akhir 2015 lalu, Arab Saudi mengumumkan pembentukan koalisi militer 34 negara Islam untuk memerangi terorisme.

Dalam konferensi pers yang langka, Putra Mahkota dan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menyebutkan koalisi itu akan memerangi terorisme di Irak, Suriah, Libya, Mesir, dan Afghanistan.

"Akan ada koordinasi internasional dengan negara-negara besar dan organisasi internasional dalam hal operasi di Suriah dan Irak. Kita tidak bisa melakukan operasi ini tanpa berkoordinasi dengan legitimasi di tempat ini dan masyarakat internasional," ucap Salman, sebagaimana dikutip dari laman The Guardian, 15 November 2015.

Koalisi tersebut terdiri sejumlah negara Arab, seperti Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Tergabung juga Turki, Malaysia, Pakistan, dan negara-negara Afrika.

YOHANES PASKALIS | THE GUARDIAN

Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

4 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

5 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

6 hari lalu

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

12 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

13 hari lalu

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

22 hari lalu

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

Kontrak pengadaan modernisasi pesawat C130 Hercules antara PTDI dan Kementerian Pertahanan terhitung efektif per 2 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

28 hari lalu

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

28 hari lalu

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

Ledakan gudang peluru Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor mengejutkan publik. Bagaimana aturan soal pemeliharaan amunisi di gudang penimbunan?

Baca Selengkapnya

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

37 hari lalu

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

Panglima TNI Agus Subiyanto mengangkat Mayjen TNI Yudi Abrimantyo sebagai Kabais TNI yang baru. Ini profil anak buah Prabowo di Kemenkahn.

Baca Selengkapnya

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

38 hari lalu

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

Anies Baswedan memberikan skor 11 dari 100 untuk kerja Kemenhan di bawah Prabowo saat debat capres lalu. Sampai sekarang masih diungkit Prabowo.

Baca Selengkapnya