KPK Bidik Dua Kasus Pertamina

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Sabtu, 26 Maret 2016 04:24 WIB

Ketua KPK, Agus Raharjo (kanan), didampingi Plt. Jubir KPK, Yuyuk Andriati Iskak (kiri), memberi keterangan pers tentang hasil OTT di Gedung KPK, Jakarta, 14 Januari 2016. KPK berhasil mengamankan barang bukti 99 ribu Dolar Singapura dari total komitmen sebesar 404 ribu Dolar Singapura. ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Pemberantasan Korupsi berjanji bakal menyelidiki dugaan penyimpangan pada dua kasus yang melibatkan PT Pertamina(Persero). Komitmen ditegaskan Ketua KPK Agus Rahardjo pasca pertemuannya dengan jajaran direksi Pertamina Kamis lalu.

Agus berjanji bakal menerjunkan satuan tugas khusus untuk pengawasan Pertamina. Tugas tim tidak jauh berbeda dengan satuan tugas khusus pengawasan tata niaga beras yang dibentuk KPK tahun lalu. "Banyak hal dari pertamina yang perlu pendampingan dan terobosan," ujar Agus di gedung KPK pada Kamis, 24 Maret 2016.

Kasus yang diselidiki antara lain dugaan penyimpangan melalui kebocoran informasi rencana pengadaan minyak oleh Pertamina Energy Trading Limited (Petral), anak usaha Pertamina. Hasil pemeriksaaan lembaga independen Korda Mentha menyebut informasi bocor dari empat manajer Petral ke pihak luar yakni Global Energy Resouces Pte Ltd dan Veritaoil Pte Ltd. Penyimpangan turut menguntungkan jaringan mafia minyak melalui perolehan kontrak senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun selama tahun 2012-2014.

Pertamina diketahui telah menyerahkan dokumen audit ke KPK pada pertengahan November 2015 lalu. Namun hingga kini, Komisi belum menetapkan satu pun tersangka. Agus mengemukakan penyelidikan masih dalam tahap pemeriksaan sejumlah saksi.

"Sudah banyak yang diperiksa. Saya tidak tahu berapa yang dipanggil," ujar Agus.

KPK juga menengarai potensi rasuah dari kebuntuan negosiasi antara PT Pertamina dengan PT Orbit Terminal Merak. Pertamina diketahui ogah membayar biaya sewa terminal BBM ke PT Orbit lantaran klausul seperti harga dan toleransi kehilangan (losses) BBM dianggap tidak wajar. Saat ini Pertamina tengah menunggu penilaian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan(BPKP) untuk menentukan sikap.

Agus mengatakan pengusutan tetap berkoordinasi dengan BPKP. Lembaganya juga bakal memberi rekomendasi terbaik agar kebuntuan negosiasi kedua belah pihak terpecahkan. "Di Merak itu akan segera kami tindak lanjuti," ujar Agus.

ROBBY IRFANY | ARIEF HIDAYAT

Berita terkait

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

6 jam lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

1 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

1 hari lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

1 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

1 hari lalu

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

Nilai capaian MCP Pemkot Surabaya di atas nilai rata-rata Provinsi Jatim maupun nasional.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

2 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

Syahrul Yasin Limpo saat menjabat Menteri Pertanian kerap meminta pegawai Kementan untuk membayar berbagai tagihan, termasuk untuk kacamata.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

2 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

3 hari lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

3 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

4 hari lalu

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

Berikut sederet mobil Harvey Moeis yang telah disita Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya