Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan memantau sampah yang kembali menumpuk di muara Sungai Cikapundung, Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 25 Maret 2016. Setelah bersih dikeruk sehari sebelumnya, sampah kembali menumpuk di pagi hari. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Kabupaten Bandung telah sepakat bekerjasama mengangkut tumpukan sampah Sungai Cikapundung, Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang dan Sungai Citepus, Kecamatan Dayeuhkolot. Kerja sama dilakukan selama 3 hari dimulai tanggal 23 Maret 2016 hingga 26 Maret 2016.
Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung Deni Nurdyana mengatakan, dalam aksi bersih-bersih sungai gabungan bersama TNI dari Kodim 0618 BS tersebut, puluhan ton sampah berhasil diangkat menggunakan 11 truk yang disediakan. Namun dia mengaku bingung, pasalnya, dari tumpukan sampah yang berhasil diangkat didominasi oleh styrofoam.
"Sekitar 40 persen styrofoam. Bentuknya sudah jadi potongan-potongan," kata Deni saat dihubungi Tempo melalui ponselnya, Jumat, 25 Maret 2016.
Deni menduga, sampah-sampah styrofoam tersebut berasal dari industri-industri menengah besar. "Itu bukan produksi rumah tinggal, karena tidak mungkin dari rumah tangga. Kalau plastik kresekan dari rumah tinggal," ucapnya.
Selain sampah, dalam aksi bersih-bersih Sungai Citepus Deni mengatakan para petugas kebersihan cukup terganggu dengan aroma busuk air sungai akibat pencemaran limbah industri. "Di Sungai Citepus itu bau. Sungainya berwarna ungu gelap Ini jelas limbah pabrik yang membuat sungai bau," ucapnya.
Agar tidak ada lagi saling tuduh menuduh antarwilayah, Deni meminta agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat menelusuri asal usul styrofoam dan limbah pabrik di Sungai Citepus. "BBWS sama BPLHD sama sekali tidak menyinggung limbah pabrik selama ini," katanya.