Soal Masela, Fadli Zon: Jokowi Lamban Ambil Keputusan

Reporter

Kamis, 24 Maret 2016 14:10 WIB

Wakil Ketua DPR Fadli Zon memakai jam tangan Hublot Spirit of Big Bang King Gold Ceramic saat memberikan keterangan kepada wartawan mengenai pertemuan dengan Donald Trump di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 14 September 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ade Komarudin mengatakan Dewan mengapresiasi pemerintah yang telah mengambil keputusan perihal Blok Masela. Keputusan untuk membangun kilang gas lewat skema darat (onshore) dinilai politikus yang akrab disapa Akom itu sudah tepat karena bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.

"Di darat lebih bermanfaat untuk rakyat. Dampaknya pun luas dan langsung dirasakan masyarakat, baik dampak sosial maupun ekonominya," kata Akom saat ditemui di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Kamis, 24 Maret 2016.

Namun Wakil Ketua DPR Fadli Zon memandang pemerintah lambat dalam mengambil keputusan. Bila keputusan soal Blok Masela diambil lebih cepat, Fadli yakin tidak bakal menimbulkan polemik dan kegaduhan politik yang berimbas pada bingungnya investor.

"Itu kan (masalah) keputusan soal onshore atau offshore. Seharusnya tinggal didudukkan, dikaji baik-buruknya. Saya kira sebentar saja (sudah bisa ambil keputusan)," kata Fadli.

Bila Presiden cepat mengambil keputusan, menurut Fadli, kegaduhan yang terjadi antara sesama anggota kabinet pun dapat dihindari. "Syukurlah (pemerintah) sudah mengambil keputusan, tapi lain kali jangan terlalu lama," ujarnya.

Adapun Akom kurang sependapat dengan pernyataan Fadli. Menurut dia soal cepat atau lambat pemerintah dalam mengambil keputusan, itu merupakan persoalan lain. Yang urgen untuk dipertimbangkan, kata Akom, ialah proyek tersebut harus atas dasar kepentingan masyarakat. "Ukurannya bermanfaat sebesar-besarnya buat kemakmuran rakyat. Cepat pun kalau tidak bermanfaat buat apa?"

Polemik Blok Masela akhirnya terjawab. Presiden Joko Widodo telah memutuskan pembangunan eksplorasi gas di Blok Masela, Maluku Selatan dilakukan di darat (onshore). Sebelumnya, perdebatan panjang terjadi mengenai mana yang lebih menguntungkan terkait onshore ataupun offshore.

Perdebatan tersebut melibatkan dua pembantu Presiden, Menteri Koordinator Maritim Rizal Ramli dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Perdebatan mereka pun hingga saling sindir di ruang publik.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

10 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

19 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

5 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya