Fokus Awal Restorasi Gambut Nasional di Meranti  

Reporter

Selasa, 22 Maret 2016 04:19 WIB

Personel Satgas Karlahut Propinsi Riau menyelesaikan pembuatan Kanal Blocking (Sekat Kanal) di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, 11 Maret 2016. Pembuatan kanal di kawasan gambut diharapkan dapat mencegah terjadinya dan meluasnya kebakaran lahan. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Pekanbaru - Pemerintah Riau bersama Badan Restorasi Gambut bakal melakukan kegiatan pemulihan lahan gambut dengan sistem sekat kanal di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti. Daerah ini termasuk dalam target restorasi 600 ribu hektare lahan gambut di Indonesia oleh Badan Restorasi Gambut.

"Tahap pertama ini kami fokuskan satu daerah, yakni di Meranti," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Riau Yulwirawati Moesa di Pekanbaru, Senin, 21 Maret 2016.

Yulwirawati menyebut pemerintah Riau dan Badan Restorasi Gambut telah menggelar rapat koordinasi serta pemetaan wilayah gambut yang bakal direstorasi di Meranti. Saat ini, kata dia, pemerintah daerah masih membahas pembentukan badan restorasi tingkat daerah untuk pelaksana kegiatan. "Sebentar lagi tim akan mulai bekerja," tuturnya.

Sedangkan program pembangunan sekat kanal yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Riau hingga kini diungkapnya masih terus berlanjut. Tim gabungan dari TNI, kepolisian, masyarakat, dan perusahaan tengah mengembangkan sekat kanal itu di sejumlah daerah. "Jumlahnya sudah mencapai ribuan," ujarnya.

Pembangunan sekat kanal di Kepulauan Meranti bertujuan untuk menjaga kadar air gambut agar selalu basah sehingga tidak mudah terbakar. Terdapat 480 kanal lepas di Meranti, yang saat ini mengalir menuju laut sehingga kebanyakan gambut di Meranti mengering.

Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mendukung penuh aktivitas restorasi gambut di Meranti. Menurut dia, pemulihan gambut di daerah tersebut diprediksi turut mendongkrak perekonomian Riau dari sektor komoditas sagu sebagai tanaman khas daerah bergambut itu. "Kami dorong sagu untuk tumbuh subur dengan memanfaatkan lahan yang ada," katanya.

Sebelumnya, Badan Restorasi Gambut tahun ini memiliki target dapat mengembalikan 600 ribu hektare lahan gambut yang rusak. Caranya dengan merestorasi lahan gambut di empat kabupaten, yakni Pulang Pisau di Kalimantan Tengah, Musi Banyuasin di Sumatera Selata, serta Ogan Komering Ilir dan Kepulauan Meranti di Riau.

Setelah dibentuk 2 bulan lalu, Badan Restorasi Gambut nantinya bertugas mengembalikan dua juta hektare gambut, seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016. Luasan tersebut berada di tujuh provinsi, yakni Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.




RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

42 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

48 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya