Hubungan Darah dalam Politik Suburkan Nepotisme  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Jumat, 18 Maret 2016 17:09 WIB

Ray Rangkuti. TEMPO/ Yosep Arkian

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan perlu dikaji ulang keputusan Mahkamah Konstitusi membolehkan orang yang memiliki hubungan darah dengan kepala daerah maju dalam pemilihan kepala daerah. "Adanya hubungan darah mengakibatkan politik yang tidak sehat," ucap Ray dalam diskusi revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada di Jakarta, Jumat, 18 Maret 2016.

Menurut Ray, adanya hubungan darah antara calon kepala daerah dan kepala daerah yang akan lengser berpotensi menimbulkan nepotisme. Nepotisme yang terjadi juga bisa berdampak buruk pada demokrasi di Indonesia.

Ray mencontohkan, jika kepala daerah yang terpilih merupakan anak mantan kepala daerah di wilayah yang sama, penyalahgunaan kekuasaan sangat berpotensi terjadi. "Tabiat yang tidak terseleksi dengan baik," ujarnya.

Hubungan darah calon kepala daerah dengan mantan kepala daerah, tutur Ray, perlu dimasukkan dalam pembahasan revisi UU Pilkada.

Sebagai contoh, Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi yang merupakan anak mantan bupati di wilayah yang sama, Mawardi Yahya, ditangkap Badan Nasional Narkotika karena terlibat penyalahgunaan narkoba sebulan setelah dilantik.

Pada 23 Juni 2015, Mawardi memberikan kesempatan kepada Nofiadi untuk menjabat sebagai bupati. Mawardi sebenarnya masih menjabat sampai 22 Agustus 2015. Tapi ia memilih mundur tiga hari sebelum penetapan calon Bupati Ogan Ilir yang diikuti anaknya.

Hubungan darah dalam politik juga dikenal dengan istilah politik dinasti. Potensi korupsi, kolusi, dan nepotismenya sangat tinggi. Contoh kepala daerah yang disebut-sebut melanggengkan politik dinasti adalah Atut Chosiyah, mantan Gubernur Banten yang terjerat kasus korupsi. Sejumlah saudara dan kerabat Atut banyak yang menjadi bupati, wali kota, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah.

DANANG FIRMANTO




Berita terkait

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

23 hari lalu

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

Pandangan pengamat politik perihal isu pencalonan anak Ketum PAN dengan Ridwan Kamil di Pilgub DKI 2024.

Baca Selengkapnya

UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

48 hari lalu

UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

UGM dan UI kembali "menjewer" Jokowi Terbaru adalah Kampus Menggugat dan Seruan Salemba, Berikut poin-poin tuntutan mereka.

Baca Selengkapnya

Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

50 hari lalu

Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

Politik dinasti Jokowi kembali disorot setelah Gibran jadi cawapres, Bobby Nasution niat maju Gubernur Sumatera Utara, pun Kaesang dan Erina Gudono.

Baca Selengkapnya

Ketua BEM Unri: Politik Dinasti Merusak Demokrasi, Rencana Jahat yang Diatur dengan Baik

52 hari lalu

Ketua BEM Unri: Politik Dinasti Merusak Demokrasi, Rencana Jahat yang Diatur dengan Baik

Ketua BEM Unri Muhammad Ravi menyoroti berbagai dugaan kecurangan Pemilu 2024 dan penyelewengan konstitusi. Ini katanya.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Suara PSI Disorot, Begini Kisah Kaesang 2 Hari Jadi Anggota Langsung Jabat Ketua Umum PSI

5 Maret 2024

Lonjakan Suara PSI Disorot, Begini Kisah Kaesang 2 Hari Jadi Anggota Langsung Jabat Ketua Umum PSI

Perolehan suara PSI dalam Sirekap KPU melonjak sejak Jumat, 1 Maret 2024 menuai sorotan. Begini kisah Kaesang menjabat Ketua Umum PSI.

Baca Selengkapnya

Ditolak PTUN Jakarta, TPDI akan Gugat Lagi Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

15 Februari 2024

Ditolak PTUN Jakarta, TPDI akan Gugat Lagi Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

Gugatan nepotisme Jokowi yang dilayangkan Perekat Nusantara dan TPDI tidak diterima PTUN Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Hanya dari Kampus, Jokowi Mendapat Kritikan dari Banyak Komunitas dan Aliansi, Termasuk Komunitas Utan Kayu

10 Februari 2024

Tak Hanya dari Kampus, Jokowi Mendapat Kritikan dari Banyak Komunitas dan Aliansi, Termasuk Komunitas Utan Kayu

Jokowi banjir kritikan bukan hanya dari kampus tapi juga dari berbagai komunitas dan aliansi masyarakat sipil. Terakhir, dari Komunitas Utan Kayu.

Baca Selengkapnya

Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

8 Februari 2024

Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

GMNI buka suara soal kondisi demokrasi politik di Indonesia saat ini. Dia mendesak agar Presiden Joko Widodo tidak terlibat kampanye.

Baca Selengkapnya

Sebelum Gelar Pernyataan Sikap, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Mengaku Diintervensi

5 Februari 2024

Sebelum Gelar Pernyataan Sikap, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Mengaku Diintervensi

Namun hal itu tidak menyurutkan langkah mahasiswa UIN Ciputat itu untuk tetap bersuara menolak politik dinasti yang saat ini tengah ramai.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Gagasan Anies Baswedan Libatkan Aktivis Lindungi Pekerja Migran, Mengapa Sri Mulyani Temui Megawati?

5 Februari 2024

Terpopuler: Gagasan Anies Baswedan Libatkan Aktivis Lindungi Pekerja Migran, Mengapa Sri Mulyani Temui Megawati?

Berita terpopuler: Gagasan Anies Baswedan melibatkan aktivis melindungi pekerja migraine, mengapa Sri Mulyani temui Megawati Soekarnoputri?

Baca Selengkapnya