Unair Tambah Jurusan S1 dan S2 Baru di Banyuwangi, Apa Saja?
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Rabu, 16 Maret 2016 20:30 WIB
TEMPO.CO, Surabaya – Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bakal membuka program studi jenjang sarjana dan pascasarjana baru di kampus Kabupaten Banyuwangi.
Rektor Unair Moh Nasih mengatakan program-program baru itu adalah sektor yang tengah menjadi fokus utama pengembangan kabupaten itu. Beberapa program studi baru sedang disiapkan di antaranya Kimia, Pariwisata, Radiologi, Fisioterapi, Biologi, Matematika, Psikologi, Komunikasi, dan Sastra Jepang untuk tingkat sarjana.
"Tingkat magister disiapkan jurusan Kesehatan Masyarakat, Kebijakan Publik, dan Akuntansi,” kata Rektor Unair Moh Nasih kepada wartawan di Gedung Rektorat, Rabu 16 Maret 2016.
Saat ini, program studi Unair jenjang sarjana di kampus Banyuwangi ialah Kedokteran Hewan, Budidaya Perikanan, Kesehatan Masyarakat, dan Akutansi. Beberapa program studi baru ini akan direalisasikan semester mendatang. Unair juga berniat membuka fakultas kedokteran, tapi secara bertahap. "Mungkin dalam tiga atau empat tahun ke depan,” ujar dia.
Kini, total mahasiswa Unair di Banyuwangi mencapai 321 orang, yang merupakan akumulasi dua angkatan sejak perkuliahan resmi dimulai pada 2014. Menurut dia, yang mendaftar tiga sampai empat kali lipat dari kuota. "Semua proses seleksi juga mengikuti standar Unair di kampus pusat Surabaya, dan ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri)," tutur Nasih.
Unair kampus Banyuwangi, Nasih menambahkan, ramai diminati oleh calon mahasiswa dari seluruh Indonesia. Saat pertama dibuka pada 2014, terdapat sekitar 1.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang membidik Unair Banyuwangi. Pada 2015, jumlah peminat melonjak menjadi 1.651 orang atau melonjak sekitar 65 persen dibanding 2014.
Mahasiswanya berasal dari berbagai daerah, mulai dari Jateng, Jabar, Yogyakarta, Bali, DKI Jakarta, NTB, Jambi, Sumbar, Sulteng, NTT, Lampung, Kalbar, Sulsel, hingga Papua. ”Tahun ini, kami yakin jumlah peminat makin melonjak seiring kian dikenalnya Unair Banyuwangi, dan juga makin terkenalnya Banyuwangi sebagai daerah yang sedang bergeliat,” tuturnya.
Nasih menjamin kualitas pengajar dan pendidikan di kampus Banyuwangi sama dengan Unair yang ada di Surabaya. Dosen Unair pun direkrut melalui proses seleksi ketat. "Ada lebih dari 30 dosen tetap di sana, semuanya kami rekrut dengan kualifikasi tinggi. Fasilitas laboratorium seperti laboratorium basah, kering, pakan, instrumentasi, komputer, lalu kelas, dan sarana pembelajaran lain juga memadai.”
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku mendorong Unair dan kampus-kampus lain yang ada di Banyuwangi untuk berkontribusi pada pengembangan daerah. Ia berharap keberadaan kampus Unair dapat menjadi kontribusi dalam hal penyelesaian permasalahan daerah melalui riset dari kalangan mahasiswa dan dosen.
Selain itu, Unair kampus Banyuwangi diharapkan ikut mendongkrak kegiatan ekonomi masyarakat melalui tumbuhnya jasa pondokan mahasiswa, kuliner, transportasi, hingga pariwisata. ”Daerah dekat Unair kampus Banyuwangi sekarang mulai tumbuh. Tempat kos mahasiswa, depot makanan, dan jasa penunjang seperti laundry bermunculan. Tentu uang yang berputar di masyarakat semakin besar,” ujarnya.
ARTIKA RACHMI FARMITA