Menteri ESDM Sudirman Said (tengah) berbincang dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kanan) dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution (kiri) usai mengumumkan harga baru bahan bakar premium dan solar di Jakarta, 23 Desember 2015. Pemerintah menurunkan harga bahan bakar jenis premium sebesar Rp 150 per liter, yaitu dari Rp 7.300 per liter menjadi Rp 7.150 per liter, sedangkan solar menjadi Rp 5.950 per liter berlaku mulai 5 Januari 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjamin tidak ada kegaduhan antarmenteri atau antara menteri dan wakil presiden. "Tidak ada (yang) gaduh," kata Pramono di kantornya, Jumat, 11 Maret 2016.
Mengenai komunikasi antara Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Pramono mengatakan komunikasi keduanya tetap lancar. Menurut dia, komunikasi antara Presiden Joko Widodo dan para menterinya juga baik. "Presiden happy-happy saja. Apalagi sudah punya cucu," tuturnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Menteri Rizal Ramli harus "tahu diri" mengenai masalah nomenklatur di kementeriannya. Kalla mengatakan polemik soal nomenklatur merupakan urusan Sekretaris Kabinet. Kalla tidak merasa harus berbicara langsung dengan Rizal mengenai hal itu. "Oh tidak perlu dibicarakan. Orang seharusnya mesti tahu sendiri dia," kata Kalla hari ini.
Pramono mengaku sudah tahu tentang persoalan nomenklatur kementerian tersebut. Tapi ia menegaskan masalah itu tidak berkepanjangan. "Saya tahu, tapi aman-aman sajalah," katanya.
Dalam keputusan presiden, nama kementerian yang kini dijabat Rizal adalah Kementerian Koordinator Kemaritiman. Saat menjadi menteri, seusai reshuffle jilid pertama, ia menambahkan nama kementeriannya menjadi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya.