TEMPO.CO, Kupang - Komunitas Yenofa mulai menyebar di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penganut aliran ini diperkirakan berada di Dusun Bedha, Desa Lege Lapu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada.
Selain melakukan berbagai ritual ibadah, penganut aliran ini melakukan kegiatan sosial, seperti pengobatan gratis, memberikan bantuan kepada masyarakat, dan melakukan kegiatan ibadah. Dari informasi itu, aktivitas komunitas itu disebut mirip dengan Gafatar.
Keberadaan Yenofa dilaporkan masyarakat kepada Kepolisian Resor Ngada. "Kami baru mengetahui bahwa ada aliran Yenofa di Desa Lege Lapu yang dilaporkan masyarakat setempat," kata Kepala Satuan Bina Masyarakat (Bimas) Polres Ngada Inspektur Dua Jhoni Riberu kepada wartawan, Kamis, 10 Maret 2016.
Jhoni berujar, laporan itu mereka terima saat melakukan kegiatan sosialisasi tentang radikalisme dan terorisme terhadap masyarakat di Desa Lege Lapu. Dia menyebutkan kelompok penganut aliran Yenofa sudah berada di dusun itu selama satu bulan.
Kelompok masyarakat di sana mengklaim aliran itu sesat. Sedangkan Jhoni belum bisa memastikan Yenofa merupakan aliran sesat karena masih harus diselidiki. "Kami belum tahu, apakah mereka sesat atau tidak. Kami harus mengecek lebih dekat lagi," ucapnya.
Dia akan melaporkan aliran Yenofa ini ke atasannya dan Intelkam, agar memantau aktivitas aliran Yenofa di Kabupaten Ngada. "Intel nanti yang akan memantau aktivitas mereka," tuturnya.