Konflik Puro Pakualaman, Pemerintah Tak akan Campur Tangan

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 7 Maret 2016 19:09 WIB

KGPAA Paku Alam X. Foto: Dokumentasi Kadipaten Pakualaman

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo tak akan mempersoalkan adanya gugatan perdata terhadap calon Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Paku Alam X oleh pamannya, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Anglingkusumo. Sebab, katanya, gugatan itu persoalan internal keluarga Kadipaten Pakualaman. “Pusat dan daerah tak ingin masuk ke situ,” kata Tjahjo seusai membuka acara Rencana Kerja Pemerintah Daerah Hotel Royal Ambarrukmo, Senin 7 Maret 2016.

Konflik internal Puro Pakualaman terus berlanjut setelah Paku Alam IX wafat November 2015. Kini penggantinya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X yang baru saja dinobatkan digugat di pengadilan negeri oleh saudara tiri ayahnya Paku Alam IX, KPH Anglingkusumo.

Anglingkusumo yang tidak mengakui keponakannya menjadi penguasa Puro Pakualaman itu mengajukan gugatan Pengadilan Negeri kota Yogyakarta kemarin. Sebelumnya Anglingkusumo juga tak mengakui Paku Alam IX. "Karena ada perbuatan melanggar hukum tergugat yaitu Paku Alam X," kata kuasa hukum Anglingkusumo, Wilmar Sitorus, di Pengadilan Negeri kota Yogyakarta, Senin 7 Maret 2016. Anglingkusumo memasalahkan tidak dibukannya wasiat ayah mereka, Paku Alam VIII. “Gugatan ini merupakan upaya pelurusan sejarah.”

Menteri Tjahjo menyerahkan pengisian jabatan wakil gubernur DIY kepada kepada Gubernur DIY dan DPRD DIY, apakah proses pengisian jabatan jalan terus atau menunggu putusan pengadilan ditetapkan. “Yang penting, jangan sampai nanti (Paku Alam X) sudah dilantik (menjadi wagub), lalu dipersoalkan,” kata Tjahjo.

Dia menilai penobatan Paku Alam X menjadi dasar agar proses pengangkatannya sebagai Wakil Gubernur DIY jalan terus. “Agar posisi wakil gubernur tidak kosong lama sehingga roda pemerintahan bisa berjalan baik,” katanya.

Wakil Ketua DPRD DIY Arif Noor Hartanto juga menolak mencampuri gugatan hukum itu, karena masalah internal Pakualaman. “Kami tinggal menunggu surat Menteri Keuangan soal penggeseran anggaran untuk mekanisme pengisian jabatan wagub,” kata Arif.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

13 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

29 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

51 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

54 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

58 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah

Baca Selengkapnya