Pagi Ini, 52 Titik Panas Terpantau di Riau

Reporter

Kamis, 3 Maret 2016 10:20 WIB

Petugas memantau titik api melalui layar pemantau di Posko Kebakaran Lahan dan Hutan di Manggala Wanabakti, Jakarta, 22 September 2015. Pembakaran lahan secara ilegal ini telah mengakibatkan kebakaran hutan dan kabut asap di Riau dan Kalimantan. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyatakan satelit Tera dan Aqua memantau 52 titik panas di sejumlah wilayah Riau. Jumlah tersebut jauh meningkat dari hari sebelumnya 18 titik. Titik panas terkonsentrasi di empat kabupaten. "Titik panas terpantau pukul 07.00 pagi," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin, Kamis, 3 Maret 2016.

Sugarin mengatakan Kabupaten Bengkalis masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak yang mencapai 37 titik, disusul Siak 10 titik, Meranti 4 titik, dan Rokan Hilir 1 titik.
"Tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau 36 titik," ujarnya.

Sugarin menjelaskan, pada umumnya cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan tidak merata terjadi di wilayah Riau bagian tengah, timur, dan selatan. "Temperatur maksimum 31.0-33.5 derajat Celsius," katanya.

Meski demikian, titik panas belum mempengaruhi kualitas udara di Riau. Jarak pandang relatif normal, seperti Pekanbaru 8 kilometer, Dumai 7 kilometer, Rengat 5 kilometer, dan Pelalawan 5 kilometer.

Kebakaran lahan dua pekan terakhir marak terjadi di sejumlah daerah di Riau. Di Bengkalis lahan terbakar mencapai 100 hektare lebih, sedangkan di Meranti ada 50 hektare kebun sagu warga turut terbakar. Kepolisian daerah mencatat secara keseluruhan hutan terbakar di Riau pada 2016 ini mencapai 222,5 hektare.

Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengaku musim kemarau yang melanda Riau masih menjadi masalah pemicu kebakaran hutan dan lahan. Sejak awal, kata Arsyadjuliandi, ia telah melakukan koordinasi bersama seluruh Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (Forkompinda) dalam menata ulang pengelolaan gambut.

Menurut Arsyadjuliandi, pemerintah bersama kepolisian, TNI dan pihak swasta telah merencanakan pembangunan sekat kanal di sejumlah kanal lepas di Riau sebagaimana perintah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebanyak 385 unit diselesaikan oleh kepolisian, 494 unit oleh perusahaan, dan 151 unit dibangun pemerintah daerah.

"TNI telah membentuk tenaga pembina desa berjumlah 150 orang. Kemudian kejaksaan terus sosialisasi penegakan hukum," ujar Arsyadjuliandi.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya