TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyatakan satelit Tera dan Aqua memantau 52 titik panas di sejumlah wilayah Riau. Jumlah tersebut jauh meningkat dari hari sebelumnya 18 titik. Titik panas terkonsentrasi di empat kabupaten. "Titik panas terpantau pukul 07.00 pagi," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin, Kamis, 3 Maret 2016.
Sugarin mengatakan Kabupaten Bengkalis masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak yang mencapai 37 titik, disusul Siak 10 titik, Meranti 4 titik, dan Rokan Hilir 1 titik.
"Tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau 36 titik," ujarnya.
Sugarin menjelaskan, pada umumnya cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan tidak merata terjadi di wilayah Riau bagian tengah, timur, dan selatan. "Temperatur maksimum 31.0-33.5 derajat Celsius," katanya.
Meski demikian, titik panas belum mempengaruhi kualitas udara di Riau. Jarak pandang relatif normal, seperti Pekanbaru 8 kilometer, Dumai 7 kilometer, Rengat 5 kilometer, dan Pelalawan 5 kilometer.
Kebakaran lahan dua pekan terakhir marak terjadi di sejumlah daerah di Riau. Di Bengkalis lahan terbakar mencapai 100 hektare lebih, sedangkan di Meranti ada 50 hektare kebun sagu warga turut terbakar. Kepolisian daerah mencatat secara keseluruhan hutan terbakar di Riau pada 2016 ini mencapai 222,5 hektare.
Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengaku musim kemarau yang melanda Riau masih menjadi masalah pemicu kebakaran hutan dan lahan. Sejak awal, kata Arsyadjuliandi, ia telah melakukan koordinasi bersama seluruh Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (Forkompinda) dalam menata ulang pengelolaan gambut.
Menurut Arsyadjuliandi, pemerintah bersama kepolisian, TNI dan pihak swasta telah merencanakan pembangunan sekat kanal di sejumlah kanal lepas di Riau sebagaimana perintah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebanyak 385 unit diselesaikan oleh kepolisian, 494 unit oleh perusahaan, dan 151 unit dibangun pemerintah daerah.
"TNI telah membentuk tenaga pembina desa berjumlah 150 orang. Kemudian kejaksaan terus sosialisasi penegakan hukum," ujar Arsyadjuliandi.
RIYAN NOFITRA
Berita terkait
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T
10 hari lalu
Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.
Baca SelengkapnyaPertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023
18 hari lalu
Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.
Baca SelengkapnyaBNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera
43 hari lalu
Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaRisiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api
47 hari lalu
Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPenugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca
48 hari lalu
Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.
Baca SelengkapnyaTentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah
48 hari lalu
Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla
48 hari lalu
Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.
Baca SelengkapnyaPara Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan
49 hari lalu
Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaSuhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas
53 hari lalu
Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla
3 Maret 2024
Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?
Baca Selengkapnya