Warga menunggui rumahnya yang dilanda banjir tahunan akibat luapan anak sungai Bengawan Solo di kabupaten Gresik, Jawa Timur, 7 Februari 2015. TEMPO/Artika Rachmi Farmita
TEMPO.CO, Gresik - Tiga desa di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terendam banjir sejak Sabtu, 27 Februari 2016. Tiga desa tersebut adalah Desa Morowudi dan Dungus, Kecamatan Cerme, serta Gadingwatu, Kecamatan Menganti.
"Ketinggian air bervariasi, mulai 20 sentimeter hingga 40 sentimeter," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gresik Abu Hassan kepada Tempo, Ahad, 28 Februari 2016.
Banjir di Morowudi, ucap Abu, merendam sekitar 50 rumah dengan ketinggian air 40 sentimeter. Adapun banjir di Dungus merendam 30 rumah dengan ketinggian air 20 sentimeter.
Di Gadingwatu, air merendam 20 rumah dengan ketinggian 40 sentimeter. Menurut Abu, Cerme dan Menganti memang langganan banjir. "Setiap tahunnya selalu banjir," ucapnya.
Seperti sebelum-sebelumnya, ujar dia, banjir tersebut berasal dari luapan anak sungai Kali Lamong yang melintas di tiga desa itu. Banjir di tiga desa itu tidak segera surut lantaran sejak semalam hujan lokal turun dengan intensitas tinggi. "Mudah-mudahan hari ini tidak hujan lagi, supaya airnya surut," tutur Abu.
Abu berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur atau pemerintah pusat segera melakukan normalisasi Kali Lamong, sehingga masyarakat Gresik tak lagi terkena bencana banjir. "Kalau Kali Lamong tak segera dinormalisasi, setiap tahun akan banjir," kata Abu.