Seorang dokter memeriksa warga yang mengungsi di salah satu perkantoran akibat banjir bandang di Jorong Kampuang Padang Paraman Dareh, Nagari Air Manggis, Lubuak Sikapiang, Pasaman, Sumatera Barat, 16 Desember 2015. Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa, namun kerugian materi diperkirakan mencapai ratusan juta. ANTARA/Muhammad arif Pribadi
TEMPO.CO, Padang - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mendistribusikan 45 ton beras cadangan ke daerah bekas dilanda banjir, yakni Kabupaten Solok Selatan, Pasaman, dan Limapuluh Kota.
"Ini untuk mengantisipasi kemungkinan paceklik pangan akibat bencana," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumatera Barat Effendi, Rabu, 24 Februari 2016.
Menurut Effendi, Sumatera Barat memiliki beras cadangan mencapai 253 ton. Sebanyak 15 ton dikirim ke Solok Selatan, 10 ton ke Pasaman, dan 10 ton ke Limapuluh Kota.
Effendi berharap tiap warga mendapat 300 gram per hari dari beras cadangan itu. "Beras cadangan baru dikirim Solok Selatan. Sedangkan untuk Pasaman dan Limapuluh Kota didistribusikan minggu ini," tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian Sumatera Barat Bisli menambahkan, banjir merendam 3.083 hektare lahan persawahan di delapan kota dan kabupaten di Sumatera Barat. "Sekitar 287,55 hektare lahan di lima kabupaten dan kota puso," ujarnya.
Bisli menuturkan daerah terparah yang mengalami puso adalah Limapuluh Kota, yakni 154 hektare. Adapun di Pasaman sekitar 59 hektare dan di Solok Selatan 31 hektare.
Namun Bisli memastikan, kendati ratusan hektare lahan tersebut puso, hal itu tidak mempengaruhi produksi pangan. Sebab, luas lahan tanam sawah di Sumatera Barat, kata dia, mencapai 534 ribu hektare dengan target produksi padi 2,6 juta ton per tahun.
Apalagi, kata dia, setiap tahun produksi padi Sumatera Barat mengalami surplus sekitar 700 ribu ton, sehingga lahan yang terkena puso itu masih bisa ditutupi hasil panen lahan yang lain.