PAN Desak Revisi UU Pilkada, Ini Usulnya

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 24 Februari 2016 14:51 WIB

Massa teriakkan slogan penolakan UU Pilkada di depan Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 14 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Amanat Nasional menilai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah wajib direvisi.

Sekretaris Fraksi PAN Yandri Susanto pun menyatakan fraksinya mendesak DPR untuk segera merevisi UU tersebut. "Ada beberapa isu strategis yang akan diusulkan," ujar Yandri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Februari 2016.

Yandri mengatakan, berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi, sekarang mantan narapidana diperbolehkan maju sebagai calon kepala daerah. Menurut dia, diperlukan kriteria napi seperti apa yang diperbolehkan mencalonkan diri.

"Kalau bandar narkoba, tak boleh diloloskan dalam pilkada, atau mantan koruptor, dan yang terakhir pelaku kekerasan terhadap anak," katanya.

Selain mengusulkan poin itu, menurut Yandri, PAN juga mengusulkan agar kriteria calon tunggal diperjelas. Aturan mengenai money politic di dalam UU itu pun harus dirinci kembali. "Siapa saja yang termasuk pelaku dan siapa penerima. Lalu, sanksinya apa, sehingga kepala daerah yang terpilih tidak punya beban untuk balik modal," tuturnya.

Anggota Komisi Pemerintahan Dalam Negeri itu juga mengatakan PAN akan mengusulkan agar anggota Dewan yang akan maju dalam pilkada tidak perlu mengundurkan diri dari jabatannya. Hal itu dimaksudkan agar semakin banyak calon kepala daerah yang mengajukan diri.

"Anggota DPR atau DPRD yang akan maju tidak perlu mundur, cuti saja. Selama ini, kan, anggota Dewan ragu untuk maju karena syarat itu. Kalau dia tidak yakin menang, dia tak jadi maju. Syarat itu juga membuat mereka akan menghalalkan segala cara untuk menang," ucapnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

6 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

6 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

7 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

7 hari lalu

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

KPU dan Ketum PAN Zulkifli Hasan menanggapi gugatan PDIP di PTUN terkait pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Begini kata mereka.

Baca Selengkapnya

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

19 hari lalu

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

Zita Anjani didorong berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta. Berikut profil putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan Undang-Undang Pelarangan Madrasah di Uttar Pradesh India Ditunda

25 hari lalu

Pelaksanaan Undang-Undang Pelarangan Madrasah di Uttar Pradesh India Ditunda

Mahkamah Agung India menunda perintah pengadilan tinggi yang akan melarang berdirinya madrasah di Uttar Pradesh.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

27 hari lalu

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

Mahkamah Konstitusi Uganda hanya merubah beberapa bagian dalam undang-undang anti-LGBTQ.

Baca Selengkapnya

Apa Alasan PKS Menolak Pengesahan RUU DKJ Jadi UU?

33 hari lalu

Apa Alasan PKS Menolak Pengesahan RUU DKJ Jadi UU?

PKS menganggap penyusunan dan pembahasan RUU DKJ tergesa-gesa dan belum melibatkan partisipasi masyarakat secara bermakna.

Baca Selengkapnya