Luhut: Pemerintah dan DPR Tetap Akan Revisi UU KPK  

Reporter

Senin, 22 Februari 2016 17:59 WIB

Sejumlah massa dari Koalisi Masyarakat Sipil dan Seniman berunjuk rasa di depan gedung DPR, Jakarta, 17 Februari 2016. Langkah penolakan Revisi UU KPK ini sesuai dengan agenda Nawa Cita Jokowi-JK, yaitu dengan memperkuat kinerja KPK dalam memberantas korupsi. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan optimistis revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi akan selesai tahun ini. Menurut dia, revisi UU KPK tidak akan ditunda hingga Program Legislasi nasional (Prolegnas) tahun depan. Baca: Alasan Penundaan Revisi UU KPK

"Tidak-lah. Masyarakat, kan, orangnya realistis. Karena itu, kami undang siapa saja yang merasa ada pelemahan, saya undang Indonesia Corruption Watch, siapa saja. Nanti kami undang, kita omong," kata Luhut seusai rapat konsultasi antara DPR dan Presiden Jokowi di kompleks Istana, Senin, 22 Februari 2016.

Siang ini, pemerintah dan DPR sepakat menunda pembahasan revisi UU KPK. Namun DPR dan pemerintah sepakat revisi UU KPK masih masuk dalam Prolegnas tahun ini. Presiden Jokowi mengatakan revisi belum siap dilakukan sekarang dan masih perlu dibahas agar lebih matang. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat juga masih diperlukan agar paham tentang revisi UU KPK. Baca: Alasan ICW Tolak Revisi UU KPK

Luhut mengatakan pemerintah tidak memiliki tenggat kapan revisi UU KPK akan kembali dibahas. Namun, ia menegaskan, pemerintah dan DPR sepakat revisi harus dilakukan untuk kebaikan semua pihak. Jika nanti kembali dibahas, Luhut belum bisa memastikan apakah inisiatif berasal dari pemerintah atau bukan. "Kita lihat nanti, masih ada waktu banyak. Tidak usah terburu-buru," ujarnya.

Untuk sosialisasi, Luhut mengatakan, pemerintah dan DPR akan mengundang para tokoh, akademikus, rektor, atau pihak mana pun yang keberatan dengan revisi UU KPK. Nantinya, pemerintah akan mendengarkan kekurangan dari revisi UU KPK yang dinilai melemahkan. "Kita mungkin saja salah kalau ada yang kita tidak tahu," tuturnya.

Pembahasan mengenai revisi, kata dia, akan dilakukan jika respons masyarakat tak lagi menentang revisi UU KPK. "Kalau sudah tak bisa bantah yang kita sampaikan, ya, sudah. Kalau tidak, negeri ini seperti diatur suara jalanan. Tidak boleh, dong," ucapnya.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

20 jam lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

1 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

1 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

1 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

1 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

2 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

2 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

2 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya