Gafatar Bisa Dianggap Makar, Begini Temuan Polisi  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 19 Februari 2016 19:21 WIB

Satu keluarga mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) turun dari bus yang menghantarkan mereka dari tempat penampungan asrama haji Donohudan Boyolali, Jawa Tengah menuju Youth Centre, Sleman, Yogyakarta, 29 Januari 2016. Total sebanyak 5 bus mengangkut mantan anggota Gafatar yang berasal dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta tengah mengumpulkan bukti bahwa Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) akan melakukan gerakan makar. Meski organisasi itu sudah menyatakan bubar pada Agustus 2015, pengurus dan pengikutnya masih sangat solid. “Sudah ada petunjuk gerakan ini mengarah ke makar,” ujar Ajun Komisaris Besar Djuhandani Rahadjopuro, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat 19 Februari 2016.

Petunjuk yang ditemukan antara lain dokumen yang menyebut enam fase Gafatar, yaitu fase sirron atau menyebarkan ajaran organisasi secara diam-diam. Lalu fase jahron, menyebarkan ajaran dan gerakan secara terang-terangan untuk merekrut anggota. Kemudian fase hijrah atau eksodus. Fase keempat adalah qital atau perang.

Fase kelima adalah fase futo atau mendekati kemenangan. Fase terakhir adalah fase Madilatul Munawaroh yakni fase kejayaan, saat anggota Gafatar berhasil menerapkan ajaran Gafatar di masyarakat. "Pemimpin Gafatar akan memimpin negara," kata dia.

Menurut Djuhandani, fase hijrah ini sebenarnya belum waktunya. “Tapi, mereka ingin mempercepat eksodus ke Kalimantan,” ujarnya. Rencana di Kalimantan itu memang bertani. Tapi ada agenda terselubung untuk menuju ke fase qital (perang). Dalam proses fase perang ini, anggota Gafatar akan dicuci otak untuk melakukan perang secara fisik. "Perang itu adalah perang terhadap orang yang menentang mereka. Tapi siapa yang menentang, mereka belum menjabarkannya,” ujar Djuhandani.

Djuhandani menilai, untuk menetapkan bahwa gerakan ini adalah makar, maka harus ada negara, ada pemerintah. “Dan, ada wujud perlawanan,” katanya. Djuhandani mengatakan bahwa dari petunjuk yang ada sementara ini, Gafatar masih dianggap tahap penistaan agama. "Nanti selanjutnya kami terus menyelidiki. Semoga itu (rencana makar) bisa terbukti," kata dia.

Kasus Gafatar ini terkuak dari hilangnya dokter Rica Tri Handayani dan banyak orang yang ikut eksodus ke Kalimantan. "Awal penyidikan adalah orang hilang dan kasus penculikan. Namun seminggu lalu kami sudah bisa menghubungkan kepergian dokter Rica dan lainnya terkait dengan organisasi, semua di bawah kendali Gafatar," katanya.

Djuhandani mengatakan, salah satu petinggi Gafatar yang ditangkap adalah Sigit, pejabat setingkat wakil bupati untuk wilayah Kulonprogo. Sigit disebut-sebut pihak yang mengendalikan kepergian dokter Rica dan banyak orang ke Kalimantan. Dua orang lain yang sudah ditetapkan menjadi tersangka adalah Eko Purnomo dan Veni Orinanda, pasangan suami istri yang melarikan Rica. "Mereka mengakui ini dikendalikan oleh organisasi Gafatar," kata dia.


MUH SYAIFULLAH


Daftar Putar Video tentang Gafatar:


Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

6 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

14 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

18 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

29 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

33 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

53 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

59 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

6 Maret 2024

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya