BMKG Laporkan Perkiraan Cuaca dan Banjir Kepada Wapres JK

Reporter

Selasa, 16 Februari 2016 21:39 WIB

Seorang anak melintasi banjir di jalan raya Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 12 Februari 2016. Banjir tersebut diakibatkan curah hujan tinggi sejak kamis (11/2) malam. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Andy Eka menyampaikan bahwa 97,4 persen wilayah Indonesia per pekan ini sudah memasuki musim hujan. Dan, dalam tiga hari ke depan, ada potensi curah hujan akan meningkat.

"Curah hujan akan tinggi tiga hari ke depan, namun ada perkiraan tidak setinggi pekan lalu," ujar Andy usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait cuaca Indonesia, Selasa, 16 Februari 2016.

Baca: Daerah Lain Banjir, Enam Daerah Ini Justru Kekeringan

Andy menjelaskan, akan tinggi atau tidaknya curah hujan tiga hari ke depan dilihat dari beberapa indikator. Salah satunya adalah MJO (Madden Julian Oscillation), gelombang masa udara barat ke timur dengan siklus 20 hingga 40 hari. Indikator lainnya adalah peruakan dingin atau gelombang masa udara dingin dari utara ke selatan.

Pantaun BMKG, kata Andy, gelombang MJO sudah mulai bergerak ke kuadran (wilayah pantauan) benua maritim atau wilayah tengah ke timur Indonesia. Sementara itu, ruak dingin mulai masuk ke wilayah Indonesia. Jika dua aliran masa udara itu bertemu, terjadi pembentukan awan-awan hujan yang menimbulkan curah hujan tinggi.

Baca: Bekasi Pelajari Penyebab Banjir di KM 34 Tol Cikampek

Kalau pertemuan itu terjadi, maka curah hujan tinggi diperkirakan berada di wilayah Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Maluku Selatan. Meski begitu, cuaca yang dinamis bisa merubah prediksi ini.

"Kalau misalnya terjadi udara bertekanan rendah di selatan Indonesia, maka awan hujan itu akan tertarik menjauh," ujar Andy lebih lanjut.

Ditanyai kapan Indonesia akan memasuki musim kemarau, Andy memperkirakan musim kemarau akan bermula pada bulan Maret nanti. Namun, kata Andy, bukan berarti hujan akan hilang sepenuhnya. Sebabnya, ada prediksi Indonesia akan kedatangan La Nina.

"Prediksi lembaga luar, La Nina akan datang bulan April atau Mei dan menguat sekitar bulan Juni hingga September. Jadi, ada prediksi kemarau basah," ujarnya lagi.

Baca: Hujan Terus Menerus, Ahok Khawatir Jakarta Akan Tenggelam

La Nina adalah sebuah kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan timur equator Lautan Pasifik. Pada saat terjadi La Nina, angin timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat.

Angin yang kencang dari timur membuat massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibat dari La Nina adalah hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia.

"Kalau curah hujannya tinggi ya berpotensi banjir. Tapi itu bukan satu-satunya indikator," ujar Andy.

Baca: Seribu Lebih Korban Banjir Solok Selatan Terserang Penyakit


Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangiley mengatakan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah rencana untuk menghadapi banjir atau longsor akibat curah hujan yang tinggi. Dana siap pakai pun sudah disebar ke 23 provinsi sebagai antisipasi untuk menghadapi bencana itu.

"Besarnya Rp144,3 miliar. Dibagikan pada tahun lalu karena kalau awal tahun biasanya anggaran daerah belum siap," ujar Willem.

ISTMAN MP

Berita terkait

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 menit lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

28 menit lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

5 jam lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

7 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

14 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

16 jam lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

1 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya