Dituduh Radikal, Pesantren Ngruki Layangkan Protes ke BNPT  

Reporter

Kamis, 11 Februari 2016 15:29 WIB

Seorang pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Ustad Soleh, menunjukkan dokumen bukti bahwa kedua terduga teroris pernah menempuh pendidikan di sana kepada Wartawan di Ponpes Ngruki, Sukoharjo, Jateng, Senin (3/9). ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Sukoharjo - Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, mengirimkan surat peringatan dan klarifikasi ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kamis, 11 Februari 2016. Mereka memprotes pernyataan BNPT yang menyebut pesantren tersebut mengajarkan paham radikal.

Direktur Pesantren Al Mukmin Wahyudin menyebutkan bahwa tudingan tersebut merupakan fitnah yang bisa membuat resah masyarakat. "Kami sangat keberatan dengan tudingan itu sehingga mengirim surat tadzkiroh (peringatan) ini," katanya. Padahal, pesantrennya menggunakan kurikulum dasar yang bersumber dari Kementerian Agama.

Pondok Pesantren Al Mukmin juga merupakan lembaga pendidikan yang telah terdaftar resmi oleh pemerintah. Selain itu, hubungan dengan lembaga lain juga terjalin dengan baik, termasuk lembaga pemerintahan, militer, dan kepolisian. "Sebenarnya kami tidak ingin menanggapi tudingan tersebut," kata Wahyudin.

Dia khawatir tanggapan terhadap pernyataan Kepala BNPT Saud Usman Nasution itu justru akan menimbulkan kegaduhan. "Namun akhirnya harus kami tanggapi sebagai rasa tanggung jawab terhadap wali murid," katanya.

Meski demikian, Wahyudin menyebut bahwa pihaknya tidak mengajukan tuntutan dalam surat peringatan tersebut, termasuk permintaan pencabutan pernyataan. "Ini bukan somasi," katanya. Hanya saja dia meminta agar BNPT bisa bekerja secara profesional, jujur, dan adil.

Salah satu warga Solo, Muhammad Taufik, juga yakin bahwa pesantren itu tidak mengajarkan paham radikal. "Salah satu anak saya pernah mondok di sini," kata pengacara tersebut. Menurut dia, Pesantren Al Mukmin mampu memberikan pendidikan yang baik sehingga anaknya diterima di salah satu perguruan tinggi negeri.

"Pernyataan bahwa pesantren ini mengajarkan paham radikal hanya omong kosong," katanya. Dia berharap BNPT melakukan kajian mendalam sebelum mengeluarkan pernyataan yang bersifat tuduhan.

Pekan lalu, Saud mengatakan telah memegang 19 nama pesantren berpaham radikal yang berkaitan dengan figur teroris. Tiga dari 19 nama pesantren itu adalah Ngruki di Solo, Al-Ikhlash di Lamongan, serta Missi Islam di Jakarta.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Ganjar Pranowo Sambangi Sritex, Mengaku Kaget Ternyata Gibran juga Datang Siangnya: Tahu Gitu Bareng

24 Januari 2024

Ganjar Pranowo Sambangi Sritex, Mengaku Kaget Ternyata Gibran juga Datang Siangnya: Tahu Gitu Bareng

Ganjar Pranowo berkampanye di Sukoharjo kemarin. Ia pun mengunjungi pabrik tekstil Sritex yang pada siang harinya dikunjungi Gibran.

Baca Selengkapnya

Temui Pedagang Jamu, Ganjar Janji Dorong Indonesia Jadi Pusat Herbal Dunia

26 Desember 2023

Temui Pedagang Jamu, Ganjar Janji Dorong Indonesia Jadi Pusat Herbal Dunia

Ganjar Pranowo berjanji akan memaksimalkan bantuan pemerintah dengan memberikan fasilitas pendirian koperasi jamu untuk menaungi dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya

Titipkan Surat untuk Ganjar Lewat TKD di Solo, Abu Bakar Ba'asyir juga 2 Kali Surati Jokowi

30 November 2023

Titipkan Surat untuk Ganjar Lewat TKD di Solo, Abu Bakar Ba'asyir juga 2 Kali Surati Jokowi

Pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir menemui TKD Ganjar-Mahfud di Solo menyerahkan surat.

Baca Selengkapnya

Wanita Jadi Korban Penganiayaan di Hotel Solo, Polisi: Pelaku Ngumpet di Plafon

14 Oktober 2023

Wanita Jadi Korban Penganiayaan di Hotel Solo, Polisi: Pelaku Ngumpet di Plafon

Seorang perempuan berinisial D menjadi korban penganiayaan dengan luka tusuk di lehernya. Peristiwa itu terjadi di salah satu hotel di kota Solo.

Baca Selengkapnya

Rekonstruksi Pembunuhan Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta Digelar, Polisi: Ada 22 Adegan

12 September 2023

Rekonstruksi Pembunuhan Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta Digelar, Polisi: Ada 22 Adegan

Rekonstruksi pembunuhan Wahyu Dian Silviani, dosen Universitas Islam Negeri atau UIN Raden Mas Said Surakarta digelar di tiga titik.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta: Sakit Hati

25 Agustus 2023

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta: Sakit Hati

Pelaku pembunuhan dosen UIN Raden Mas Said Surakarta menyebut aksinya dilatarbelakangi perasaan sakit hati dan keinginan menguasai barang korban.

Baca Selengkapnya

Tak Sampai 12 Jam, Polisi Bekuk Pelaku Pembunuhan Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta

25 Agustus 2023

Tak Sampai 12 Jam, Polisi Bekuk Pelaku Pembunuhan Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta

Polisi mengungkap pelaku pembunuhan dosen UIN Raden Mas Said Surakarta dalam waktu kurang dari 12 jam. Pelaku adalah tukang bangunan.

Baca Selengkapnya

Kolega Ungkap Sosok Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta yang Ditemukan Tak Bernyawa di Sukoharjo

25 Agustus 2023

Kolega Ungkap Sosok Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta yang Ditemukan Tak Bernyawa di Sukoharjo

Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta yang ditemukan tak bernyawa di Kabupaten Sukoharjo merupakan sosok yang peduli lingkungan.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Satu Orang Lagi Terduga Teroris di Kabupaten Sukoharjo

3 Agustus 2023

Densus 88 Tangkap Satu Orang Lagi Terduga Teroris di Kabupaten Sukoharjo

Pria berinisial AG ditangkap Tim Densus 88 di rumah kontrakannya di Dukuh Keden Lama, Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Geledah Rumah 2 Terduga Teroris Jaringan Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

3 Agustus 2023

Densus 88 Geledah Rumah 2 Terduga Teroris Jaringan Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Penggeledahan terhadap rumah dua terduga teroris itu juga dilakukan secara terpisah oleh Tim Densus 88 dalam dua hari terakhir ini.

Baca Selengkapnya