Siswa SMK Palopo Ditikam Kakak Kelasnya
Editor
Abdul Djalil Hakim.
Selasa, 9 Februari 2016 23:02 WIB
TEMPO.CO, Palopo - Dua orang siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Palopo, Nr dan Nn, Selasa, 9 Februari 2016, terlibat perkelahian yang berujung penikaman, yang mengakibatkan Nn dilarikan kerumah sakit. Dia menderita luka serius pada lengan dan punggung.
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan Talha Panjo mengatakan Nr, siswa kelas 3, dan Nn, siswa kelas 2, sempat adu mulut sebelum perkelahian terjadi. Dia menduga pemicunya adalah masalah pribadi. “Kami belum tahu benda apa yang digunakan Nr menikam Nn,” ujar dia, Selasa, 9 Februari 2016.
Menurut Talha, sejumlah guru sekolah bersama aparat Kepolisian Resor Palopo sedang mencari Nr yang melarikan diri usai perkelahian.
Pihak sekolah akan mengupayakan agar kasus itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan tanpa harus melalui proses hukum. “Orang tua kedua pihak sedang kita upayakan bisa bertemu dan mencarikan solusi guna menyelesaikan masalahnya,” katanya.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Palopo Ajun Komisaris Awaluddin mengatakan, upaya mediasi tetap dikedepankan karena pelaku dan korban sama-sama siswa sekolah. “Untuk sementara kasus itu kami serahkan ke sekolah guna menyelesaikannya,” ucapnya.
Ketua Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) Kota Palopo Andi Fatmawati Syam mengatakan perkelahian sesama siswa di lingkungan sekolah tidak sepantasnya terjadi. Selain sebagai tempat menimba ilmu, sekolah juga dijadikan oleh orang tua menitipkan anaknya agar dididik dan dibina.
Itu sebabnya Fatmawati mempertanyakan fungsi pengawasan di sekolah itu, karena perkelahian yang berujung penikaman itu terjadi di dalam lingkungan sekolah. “Kok bisa ada siswa yang membawa benda tajam ke dalam sekolah,” tuturnya.
Selain menyoroti peristiwa penikaman itu, Fatmawati juga menyanyangkan lambatnya respon siswa lain karena tidak segera melerai Nr dan Nn yang berkelahi. Itu sebabnya ia meminta pihak sekolah memberikan sanksi tegas terhadap Nr serta memperketat pengawasan di lingkungan sekolah. “Jangan sampai kasus serupa terjadi lagi, pihak sekolah harus bertanggungjawab.”
HASWADI