Banjir di Bangkalan, 300 Rumah Terendam
Editor
Martha Warta Silaban
Selasa, 9 Februari 2016 14:57 WIB
TEMPO.CO, Bangkalan - Hujan deras tanpa henti mengguyur wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mulai pukul 15.00 hingga pukul 24.00 WIB pada Senin, 8 Februari 2016. Akibatnya, banjir terjadi di Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Selasa, 9 Februari 2016. "Banjir pertama masuk ke rumah pukul 12 tadi malam," kata Taufik, salah satu korban banjir, Selasa, 9 Februari 2016.
Makin lama, air dari luapan Sungai Kajjen itu makin tinggi, hingga merendam lantai rumahnya. Selasa pagi, kata dia, genangan air sudah merendam jalur utama penghubung Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang hingga 80 sentimeter. Akibatnya, lalu lintas sempat tersendat, tapi tidak menimbulkan kemacetan panjang. "Beberapa sepeda motor sempat mogok," ujarnya.
Meski meninggi, menurut pantauan di lapangan, warga enggan mengungsi. Mereka hanya memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi, seperti ke atas meja, lemari, atau ranjang. Menurut Taufik, warga enggan mengungsi karena sudah rutin terjadi setiap musim hujan. "Dan biasanya rendamannya tidak lama, paling lama 2 jam, setelah itu surut," ujarnya.
Samsul, korban banjir lainnya, menuturkan, warga sudah siap menghadapi banjir karena sudah rutin terjadi. Salah satunya dengan meninggikan fondasi rumah rata-rata 1 meter dari permukaan tanah. Menurut Samsul, banjir kali ini adalah yang pertama kali sejak 2014. "Banjir di sini kiriman. Kadang di sini tidak hujan, tapi banjir," tuturnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bangkalan Wahid Hidayat mengatakan total rumah yang terendam di Desa Blega sebanyak 300 rumah. "Ada 1.300 jiwa terdampak banjir, tapi tidak mengungsi," katanya.
Selain pemukiman warga, kata Dayat, puluhan hektar lahan pertanian juga terendam banjir. Namun belum ada berapa total sawah yang terendam. "Banjir cepat surut," ucapnya.
Dayat mengatakan banjir di Blega merupakan banjir kiriman dari Kecamatan Geger dan Kokop. Derasnya hujan membuat volume air di Sungai Kajjen meluap. Kondisi itu diperparah dengan air laut pasang sehingga pembuangan air dari Sungai Kajjen tersendat.
MUSTHOFA BISRI