Gangguan Cuaca Ekstrem, Kualitas Padi Yogyakarta Turun  

Reporter

Selasa, 9 Februari 2016 04:54 WIB

Seorang petani memanen padi di areal persawahan miliknya di Desa Grojogan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Senin (4/6). ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Yogyakarta - Cuaca ekstrem yang mengganggu produksi pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta membuat harga gabah turun. Data Badan Pusat Statistik DIY menunjukkan, rata-rata harga gabah kering pada panen Januari 2016 turun 5,7 persen atau Rp 300 di tingkat petani dan 5,6 persen atau Rp 300 di tingkat penggilingan dibanding Desember 2015.

Data BPS itu berdasarkan hasil pengamatan terhadap 43 transaksi pembelian gabah. Harga gabah rata-rata Rp 5.000 per kilogram. Sedangkan harga gabah tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 5.500 per kilogram. Jenis padinya ialah Menthik Wangi di Kecamatan Moyudan, Sleman.

Harga gabah terendah senilai Rp 3.850 per kilogram dengan varietas IR64 di Kecamatan Sewon, Bantul. "Selama pengamatan pada Januari, tidak ditemukan harga gabah di bawah harga pembelian pemerintah," kata Kepala BPS DIY Bambang Kristianto, Senin, 8 Februari 2016.

Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengatakan gangguan cuaca membuat kualitas gabah petani menurun. Musim penghujan yang datang tak menentu saat ini membuat kadar air gabah menjadi lebih tinggi. Dampaknya, harga gabah di tingkat petani turun. Petani secara perorangan selama ini kesulitan mengeringkan hasil panen. "Kami minta petani menggunakan alat pengering yang ada di kelompok tani," kata Sasongko.

Menurut dia, alat pengering itu ada di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo. Musim yang tidak menentu, kata Sasongko, mengharuskan petani bekerja ekstra untuk mengantisipasi hasil panen menurun, misalnya menyediakan tenaga kerja untuk mengeringkan hasil panen.

Luas tanam sawah di DIY ialah 155-160 ribu hektare per tahun. Pemerintah DIY tahun ini hanya menargetkan produksi padi sebanyak 917 ribu ton.

Target 2016 lebih rendah ketimbang produksi padi 2015, sebesar 940 ribu ton gabah kering giling. Produksi padi daerah ini pada 2015 bisa melampaui target awal sebesar 914 ribu ton.

Sedangkan pada 2014, produksi padi di DIY mencapai 919 ribu ton. Pemerintah akan melihat dan mengevaluasi hasil panenan petani pada musim panen raya padi, Maret-April 2016. "Pascapanen akan kami lihat apa saja kekurangannya," kata Sasongko.

Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta M. Sugit Tedjo Mulyono menyatakan Bulog menyerap beras dari petani hingga Mei 2016 sebanyak 15 ribu ton. Rata-rata per bulan, Bulog mendistribusikan 4.300 ton beras. Sejauh ini, kata dia, Bulog belum menyerap gabah dari petani.

Ia menyatakan beras yang Bulog himpun dari petani punya standar sesuai dengan ketentuan. HPP gabah kering pungut Rp 3.700, gabah kering giling Rp 4.600, dan beras medium Rp 7.300. Untuk gabah kering pungut, pemerintah memberi syarat kadar air maksimum 25 persen.

Hal ini juga berdampak pada harga beras. Harga beras di Pasar Bantul turun. Pedagang beras Pasar Bantul, Nani, mengatakan kualitas beras yang ia beli dari petani menurun. Dia mencontohkan bulir-bulir beras jenis IR 64 yang lebih pendek dan punya warna hitam. "Harganya di petani turun dari Rp 8.500 menjadi Rp 8.000 per kilogram," kata Nani.



SHINTA MAHARANI


Berita terkait

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

2 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

6 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

6 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

8 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

8 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

8 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya