TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai saat ini tidak ada partai oposisi murni dalam politik Indonesia. Menurut dia, politik di Indonesia lebih banyak mengkritik program pemerintah. "Beda. Tidak seperti di Amerika, di mana pemerintah selalu salah," ucapnya di Jakarta, Jumat, 5 Februari 2016.
Kendati demikian, tetap saja ada partai politik yang mengkritik kebijakan pemerintah. Namun Kalla menyebutkan kritik muncul jika ada program yang dinilai tidak sesuai. Politik yang mengkritik program pemerintah, ujar dia, dinilai lebih bagus. "Partai apa pun ingin melihat negeri ini lebih maju karena itu bersatu di situ," katanya.
Pemerintah sendiri tidak melihat Koalisi Merah Putih sebagai oposisi. Namun, jika KMP melontarkan kritik, pemerintah akan menerimanya. "Kita berbeda dalam hal teknis tapi, kalau mau kritik, silakan saja," tuturnya. Ihwal partai dari KMP yang bergeser mendukung pemerintah dan meminta jatah kursi di Kabinet Kerja, Kalla enggan berkomentar banyak.
Belum lama ini, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebutkan KMP bubar. Ia menilai, secara de facto, partai-partai yang saat ini berada bersama KMP memilih bergabung dengan pemerintah. Salah satu partai yang berpindah haluan ialah Partai Amanat Nasional. Golkar pun menunjukkan gelagat serupa.
ADITYA BUDIMAN
Berita terkait
Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk
2 hari lalu
Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham
6 hari lalu
Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.
Baca SelengkapnyaGilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk
8 hari lalu
Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.
Baca SelengkapnyaDigagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina
10 hari lalu
Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.
Baca SelengkapnyaDua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong
10 hari lalu
"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo
20 hari lalu
Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang
21 hari lalu
Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.
Baca SelengkapnyaRekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK
21 hari lalu
Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto
21 hari lalu
Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.
Baca SelengkapnyaUsai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok
22 hari lalu
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnya