Maret, KTT Luar Biasa OKI Digelar di Jakarta  

Reporter

Rabu, 3 Februari 2016 17:45 WIB

Menlu Palestina, Riad al- Maliki, Menlu RI. Retno Marsudi, dan Sekjen OKI Iyad Ameen Madani di Jeddah, Arab Saudi, 22 Januari 2016. (Foto: Kemlu RI)

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam pada Maret mendatang. Presiden Joko Widodo meminta semua menteri terkait menyiapkan penyelenggaraan konferensi ini dengan sebaik-baiknya.

"Semula KTT ini akan diselenggarakan di Maroko, tapi Maroko menyatakan ketidaksanggupannya. Saya minta Menlu untuk menyatakan kesanggupannya, kesanggupan Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai KTT OKI di Kantor Presiden, Rabu, 3 Februari 2016.

Presiden meminta penyelenggaraan konferensi tersebut bisa sesukses penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika tahun lalu. Jokowi juga meminta semua kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat berpartisipasi dalam penyelenggaraan konferensi ini. "Mulai kepastian kepala negara, kepala pemerintahan yang hadir hingga berkaitan dengan pengamanan," ucapnya.

Jokowi berujar, KTT OKI menjadi bagian dari upaya Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang aman dan warga muslim Indonesia adalah warga yang memiliki toleransi tinggi.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menuturkan KTT Luar Biasa OKI akan diselenggarakan pada 6-7 Maret 2016 di Jakarta. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno akan bertanggung jawab mempersiapkan substansi konferensi dan venue acara, pengamanan, dan fasilitas lain yang dibutuhkan.

Menteri Retno mengatakan rangkaian acara KTT terdiri atas pertemuan senior officer meeting dan dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri luar negeri. "Dua pertemuan ini akan diselenggarakan pada 6 Maret," ucap Retno. KTT Luar Biasa, ujar dia, akan digelar pada 7 Maret.

Menurut dia, KTT ini memiliki makna yang penting bagi Indonesia, OKI, dan dunia. Pertama, karena konteks negosiasi kuartet sudah terhenti sejak Mei 2015. Kedua, situasi di Al Quds tak kunjung membaik. "Selain itu, situasi dunia saat ini sangat dinamis, sehingga terjadi distraksi isu yang dikhawatirkan isu Palestina akan tersingkirkan," tuturnya.

ANANDA TERESIA




Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

1 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

1 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

1 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

2 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

2 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

2 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

3 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

5 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

6 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya