Disusupi Teroris, Kades dan Camat di Luwu Diminta Waspada
Editor
Zed abidien
Kamis, 28 Januari 2016 23:02 WIB
TEMPO.CO, Luwu - Pasca penangkapan dua orang terduga teroris di Kelurahan Tampumia Radda, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Pemerintah Kabupaten Luwu menginstruksikan seluruh Camat serta Kepala Desa untuk waspada di daerahnya masing-masing, serta mendata setiap pendatang baru atau warga asing.
Bupati Luwu, Andi Mudzakkar, tidak mau pemerintah kecamatan dan desa kembali kecolongan dan pelaku teror bebas masuk di kabupaten Luwu. “Seluruh kantor Kecamatan harus siaga 1x24 jam, setiap warga asing atau pendatang, harus segera didata dan melapor ke pemerintah setempat,” kata Andi Mudzakkar, Kamis 28 Januari 2016.
Di setiap Kecamatan kata Andi Mudzakkar, sudah dibentuk posko kewaspadaan nasional, posko ini berada di kantor kecamatan dan berisi aparat kecamatan, Babinkamtibmas, serta aparat desa. Posko kewaspadaan nasional ini menjadi tempat membahas permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat yang menyangkut soal ketertiban dan keamanan masyarakat.
“Dengan demikian, setiap warga asing atau pendatang baru di lingkungan kita masing-masing, bisa cepat terdeteksi dan bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi,” katanya.
Dia menginginkan, masuknya terduga teroris di Luwu dan sempat tinggal beberapa pekan, tak boleh lagi terjadi. Kepala Desa, Kepala Lingkungan, harus bertanggungjawab di wilayahnya masing-masing. Kepala Desa juga harus punya data lengkap seluruh warganya.
Kepala Kepolisian Resor Luwu, Ajun Komisaris Besar, Adex Yudiswan, mengatakan, meski Luwu sudah dimasuki terduga teroris jaringan Santoso, warga tak perlu khawatir, karena Luwu tetap kondusif. “Tak perlu khawatir, Insya Allah daerah kita masih aman dan kondusif, dan perlu diingat,” kata Adek.
Camat Ponrang Selatan, Rahman, mengatakan, di wilayahnya, sudah didirikan posko kewaspadaan nasional, di posko tersebut warga dan Babinkamtibmas bergiliran berjaga dan memantau kondisi di kampung-kampung.
"Setiap hari kita umumkan di masjid-masjid, meminta pada masyarakat, jika ada warga asing atau pendatang, segera laporkan ke pemerintah setempat," kata Rahman.
Di Ponrang selatan, juga sedang dipantau, sebab ada warga dari Desa Tobia, Kecamatan Ponrang Selatan, diduga bergabung dengan organisasi Gafatar dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
HASWADI