Apa Sebab Hujan Es Muncul di Sleman dan Magelang?  

Reporter

Rabu, 27 Januari 2016 04:34 WIB

Ilustrasi hujan. REUTERS/Zoran Milich

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya fenomena hujan es, seperti yang terjadi di Kabupaten Sleman, DIY, dan Magelang, Jawa Tengah, Senin sore, 25 Januari 2016.

"Potensi hujan es ini masih memungkinkan terjadi kembali karena konsentrasi awan Cumulonimbus," ujar Koordinator Operasional Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta, Joko Budiono, Selasa, 26 Januari 2016.

BMKG menuturkan, berdasarkan informasi petugas di Kabupaten Magelang, hujan es disertai angin yang terjadi di Kecamatan Dukun dan Kecamatan Srumbung mengakibatkan beberapa pohon tumbang menutup akses jalan serta menimpa rumah warga. Beberapa atap rumah warga berhamburan di Kecamatan Dukum, yakni di Desa Ngargomulyo, Desa Kalibening, Desa Ngargosoko, dan Desa Tegalrandu. "Hujan es juga terjadi di Wonokerto, Sleman, dan sekitar lereng Merapi," ujar Joko.

Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Daerah DIY Pristiawan mendata hujan yang membawa butiran es sekitar pukul 14.30 WIB pada Senin, 25 Januari 2016, yang menerjang Kabupaten Sleman sisi utara dan timur, tepatnya di Kecamatan Turi.

Dampak yang ditimbulkan, antara lain, di Kecamatan Turi, setidaknya tiga desa terdampak. Di sana ada 32 lokasi titik pohon tumbang. Sedangkan bangunan rusak ringan ada 15 unit, rusak sedang lima unit, dan rusak berat satu unit. Di Turi, warga terdampak ada 13 keluarga, tapi tak ada korban luka. Kerusakan yang dihimpun di Turi meliputi kabel listrik PLN, kandang ternak di lima lokasi, rusak atap genteng di tujuh titik, rusak atap asbes satu titik. Sementara itu di Kecamatan Tempel, hujan lebat disertai butiran es terjadi di dua desa dengan dua lokasi pohon tumbang dan kerusakan nol.

Di Kecamatan Pakem, Sleman, hujan lebat menyerang satu desa dan membuat tiga bangunan rusak ringan. "Hujan Senin kemarin juga menumbangkan pohon di enam titik Kecamatan Sleman, Ngaglik, dan Prambanan," ujar Pristiawan. Di Kecamatan Prambanan, dilaporkan satu orang syok dan harus rawat jalan di RSUD Prambanan setelah hujan lebat disertai es terjadi.

BMKG menyebut, fenomena hujan es terjadi karena awan Cumulonimbus. Awan ini merupakan awan yang pertumbuhannya vertikal atau puncak awannya tinggi sehingga bagian atas awan mempunyai suhu minus yang berakibat kandungan air berwujud kristal es. "Es ini bisa jatuh karena terpental oleh petir atau karena faktor angin (golakan) turbulensi yang terjadi di awan itu," ujar Koordinator Operasional Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta, Joko Budiono.

Joko menuturkan potensi berulangnya hujan es ini masih tinggi karena masih kategori musim hujan. Potensi awan CB masih ada, terutama di siang hingga sore hari. "Perlu ditingkatkan kewaspadaan masyarakat, terutama di akhir Januari hingga Februari, karena akan memasuki puncak musim hujan," ujarnya.



PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

5 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

10 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

18 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

1 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

2 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya