Pariaman Bayar Penemu Telur Penyu Rp 3.000 per Butir
Editor
Ahmad Nurhasim
Selasa, 26 Januari 2016 19:30 WIB
TEMPO.CO, Pariaman - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, menganggarkan dana Rp 100 juta untuk mensosialisasikan perlindungan penyu di daerah itu. "Sudah kami anggarkan di Unit Pelaksana Teknis Konservasi Penyu agar satwa yang dilindungi undang-undang tersebut bisa terjaga kelestariannya," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman Yanrileza di Pariaman, Selasa, 26 Januari 2016.
Pemerintah Kota Pariaman selama ini memberikan insentif kepada masyarakat yang menemukan telur penyu dan memberikannya ke UPT Konservasi Penyu. Setiap telur penyu yang ditemukan dan diserahkan oleh masyarakat akan diganti dengan biaya transportasi Rp 3.000 per butir. Semua jenis penyu laut di Indonesia dilindungi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Dari tujuh jenis penyu di dunia, enam di antaranya terdapat d Indonesia. Mereka adalah Penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu pipih (Natator depressus), dan Penyu tempayan (Caretta caretta).
Menurut Yanrileza, sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat terkait dengan perlindungan penyu perlu dilakukan karena keberadaannya semakin terancam akibat ada orang yang sengaja menjual telur penyu. Sosialisasi itu akan disampaikan lewat pamflet, brosur, dan imbauan kepada masyarakat, serta ajakan langsung bagi pelajar ke setiap sekolah.
Ia juga membenarkan sudah menerima berbagai laporan adanya perdagangan telur penyu di kota itu. Dinas terkait juga berjanji akan menindaklanjuti permasalahan tersebut sekaligus meminimalisasi masalah serupa ke depan. "Kami akan usahakan melalui cara persuasif dahulu kepada masyarakat. Semua pihak harus saling bekerja sama," ujarnya.
Upaya pengembangbiakan penyu juga dilakukan. Tahun lalu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Konservasi Penyu Kota Pariaman menginkubasi 18 ribu telur penyu selama Januari hingga November. Dari jumlah itu, 17 ribu di antaranya sudah menetas. "Anak tukik tersebut telah dilepas ke laut bebas, tinggal sekitar 1.000 lagi yang belum menetas," kata Kepala UPT Konservasi Penyu Pariaman Citrha Aditur Bahri di Pariaman, Selasa, 24 November 2015.
Jumlah telur penyu yang diinkubasi hingga November 2015 masih lebih rendah dibanding telur penyu yang diinkubasi tahun sebelumnya. Pada 2014, Citrha mengatakan UPT Konservasi Penyu menginkubasi 23 ribu telur penyu yang diperoleh di sekitar perairan kota itu. UPT berencana mengumpulkan telur penyu dari wilayah perairan setempat untuk memperbanyak jumlah telur penyu yang ditetaskan.
Citrha menjelaskan, dalam satu bulan, penyu bisa bertelur satu hingga dua kali, dan di setiap tumpukan sarang penyu biasanya ada 60 hingga 130 telur penyu. "Jika umur penyu makin tua, telur yang dihasilkan juga akan semakin banyak pula," ujarnya.
ANTARA