Posko Psikologi UNS untuk Pulihkan Trauma Eks Gafatar  

Reporter

Selasa, 26 Januari 2016 14:03 WIB

Sebuah boneka dibawa oleh keluarga Eks Gafatar yang diangkut KRI Teluk Gilimanuk di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, 25 Januari 2016. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Solo - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyiapkan tim psikolog untuk memberikan pendampingan kepada eks anggota Gerakan Fajar Nusantara yang dipulangkan. Para psikolog itu akan membuka posko yang memberikan layanan konseling paling singkat enam bulan.

Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS Hardjono mengatakan para eks anggota Gafatar itu diduga mengalami trauma. "Mereka membutuhkan pendampingan melalui sebuah crisis center," katanya, Selasa, 26 Januari 2016.

Salah satu pemicunya pembakaran rumah serta pengusiran yang dilakukan oleh warga di sekitar permukiman baru mereka. Selain itu, mereka khawatir tidak akan diterima oleh lingkungan asal setelah dipulangkan. "Bahkan ada yang memang sudah tidak memiliki harta sehingga tidak punya lagi perencanaan hidup."

Menurut Hardjono, trauma itu membutuhkan penanganan khusus dari psikolog agar mereka bisa kembali normal. "Ada enam psikolog yang masuk dalam tim ini," katanya. Selain itu, ada puluhan relawan mahasiswa psikologi semester akhir yang akan ikut membantu.

Tim akan memberikan pendampingan di Asrama Haji Donohudan Boyolali. Saat ini ada ratusan eks anggota Gafatar yang ditampung di asrama itu. "Kami tengah berkoordinasi dengan beberapa pihak, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah."

Hanya saja, rencana penampungan yang lamanya hanya lima hari diyakini tidak akan cukup untuk mengobati trauma itu. "Kami akan membuat posko di kampus," katanya. Mereka berharap bisa memberi terapi lanjutan di posko.

Salah seorang spikolog yang masuk dalam tim, Nugroho, menjelaskan posko itu akan dibuka hingga enam bulan ke depan. "Setelah enam bulan kami akan mengevaluasi kondisi mereka." Jika masih diperlukan, UNS akan memperpanjang operasi posko itu.

Menurut Nugroho, dalam kondisi seperti sekarang, eks anggota Gafatar membutuhkan terapi psikologi ketimbang upaya untuk mengembalikan keyakinan dan pemikiran mereka dari pengaruh Gafatar. "Mereka masih diliputi rasa takut, cemas, hingga tertindas sehingga belum bisa berpikir jernih."

Melalui pendampingan psikologi, pemerintah juga bisa mengetahui sistem 'cuci otak' yang dialami oleh para eks pengikut Gafatar. "Sehingga cara mengembalikan pemikiran yang dilakukan juga bisa efektif."

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Rizky Febian dan Mahalini Menikah Adat 5 Mei di Bali, Ijab Kabul 3 Hari Kemudian di Jakarta

41 detik lalu

Rizky Febian dan Mahalini Menikah Adat 5 Mei di Bali, Ijab Kabul 3 Hari Kemudian di Jakarta

Pasangan Rizky Febian dan Mahalini Raharja akan memberi kado pernikahan mereka sendiri dengan merilis single Bermuara.

Baca Selengkapnya

KPU Mengaku Bingung Soal Gugatan PDIP di PTUN: Belum Paham Mau Jawab Apa

7 menit lalu

KPU Mengaku Bingung Soal Gugatan PDIP di PTUN: Belum Paham Mau Jawab Apa

Kata KPU soal gugatan PDIP di PTUN

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

9 menit lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Skenario Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Olimpiade Paris 2024

9 menit lalu

Skenario Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Ada sejumlah jalur yang dilalui Timnas Indonesia U-23 untuk bisa tampil di Olimpiade 2024 Paris pada musim panas nanti.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

18 menit lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Ini 2 Skenario Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Olimpiade Paris 2024

18 menit lalu

Ini 2 Skenario Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Setelah kalah melawan Uzbekistan di semifinal, timnas Indonesia masih memiliki peluang untuk tampil di Olimpiade Paris 2024. Bagaimana skenarionya?

Baca Selengkapnya

PDIP Gugat KPU di Pileg Kalsel, Klaim 15.690 Suara Beralih ke PAN

18 menit lalu

PDIP Gugat KPU di Pileg Kalsel, Klaim 15.690 Suara Beralih ke PAN

PDIP menggugat KPU karena dinilai keliru dalam menghitung suara PAN di gelaran Pileg Kalsel.

Baca Selengkapnya

Kelakar Saldi Isra saat Pemohon Absen di Sidang Sengketa Pileg: Nanti Kita Nyanyi Lagu Gugur Bunga

19 menit lalu

Kelakar Saldi Isra saat Pemohon Absen di Sidang Sengketa Pileg: Nanti Kita Nyanyi Lagu Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra berkelakar saat ada pemohon gugatan yang absen dalam sidang sengketa pileg hari ini.

Baca Selengkapnya

5 Cara Melihat Kapasitas RAM HP Android dengan Cepat

27 menit lalu

5 Cara Melihat Kapasitas RAM HP Android dengan Cepat

Pengguna ponsel bisa melihat kapasitas RAM secara mudah melalui menu pengaturan dan aplikasi pihak ketiga. Ini cara melihat kapasitas RAM.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

27 menit lalu

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

Cak Imin menyerahkan 8 agenda perubahan itu kepada Prabowo saat Ketua Umum Gerindra itu mengunjungi Kantor DPP PKB.

Baca Selengkapnya