Buku Bermuatan Radikal Ditemukan di PAUD Bengkulu  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 26 Januari 2016 13:23 WIB

Buku Anak Islam Suka Membaca untuk anak TK, yang memuat ajaran radikalisme di kantor Dinas Pendidikan, 20 Januari 2015. TEMPO/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Bengkulu - Buku bermuatan ajaran radikal ditemukan pada buku pegangan anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) IT Baitul Izzah, Padang Harapan, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. "Saat kita mengetahui buku ini memuat ajaran radikal, bukunya langsung kita tarik," kata Novi Winarsih, pengurus PAUD Baitul Izzah, Selasa, 26 Januari 2016.

Ajaran radikal itu ditemukan dalam edisi III dan IV buku berjudul Anak Islam Suka Membaca. Pada buku jilid III halaman 5 terdapat tulisan: “Di sini ada belati." Di halaman 9 terdapat: "Gegana ada di mana?" Kemudian di halaman 18: "Mati bela agama." Tidak hanya itu, di halaman 27 ada tulisan: "Bila agama kita dihina, kita tiada rela. Lelaki bela agama, wanita bela agama." Lalu di halaman 30: "Bahaya sabotase" dan "Topi baja kena peluru."

Sementara itu, di jilid IV juga terdapat tulisan bermuatan ajaran radikal, yakni di halaman 5 berupa tulisan "jihad", halaman 12 "bom", halaman 20 "di jalan dakwah", dan "hati-hati manhaj batil".

Seorang wali murid, Ekalya Vivianti, khawatir isi buku itu diajarkan kepada anak yang masih balita. "Kami harap pihak sekolah ke depannya lebih selektif memilih buku pedoman pendidikan yang akan diajarkan kepada anak-anak," ujarnya.

Adapun pengelola sekolah menyatakan sedang mencari buku alternatif untuk menggantikan buku Anak Islam Suka Membaca itu.

Buku dengan judul yang sama diterbitkan dan beredar sejak 1999 di Surakarta, Jawa Tengah. Buku yang ditulis oleh Nurani Mastain dan disunting oleh Ayip Syafruddin ini memang diedarkan hingga ke luar Jawa. Penyunting buku, Ayip Safrudin, sangat berterima kasih atas masukan terhadap buku ini. "Selanjutnya, masukan serta saran itu akan kami jadikan bahan untuk melakukan revisi," kata Ayip, Kamis, 21 Januari 2016.

Tapi, menurut Ayip, pilihan kata serta kalimat dalam buku itu tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak didik pada pemahaman radikalisme. "Kecuali kalau memang sengaja dikait-kaitkan melalui penafsiran yang berbeda," ujarnya berkilah.

Ayip mengatakan kata-kata yang dipilih dalam buku tersebut sudah sesuai dengan usia pembacanya. Sebab, penulisnya, Nurani Mustain, merupakan sarjana psikologi. "Semua sudah disesuaikan," katanya.




PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita terkait

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

13 jam lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

13 jam lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

21 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

5 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

5 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

6 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

11 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

16 hari lalu

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Inilah Vivi, Mahasiswa Baru Termuda Unesa yang Lulus SNBP di Usia 16 Tahun

23 hari lalu

Inilah Vivi, Mahasiswa Baru Termuda Unesa yang Lulus SNBP di Usia 16 Tahun

Begini kiat Vivi bisa lulus SNBP 2024 program studi Manajemen Informatika Unesa sebagai calon mahasiswa baru termuda.

Baca Selengkapnya