Menteri Nasir Ungkap Soal LGBT di Kampus, Ini Ceritanya...

Reporter

Editor

Sugiharto

Senin, 25 Januari 2016 19:50 WIB

Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir memberikan presentasi dalam acara Education Outlook 2016 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015. Acara tersebut diselenggarakan oleh Tempo Media Group dan Universitas Katolik Atma Jaya. [TEMPO/Subekti; SB2015052701](Komunika Online)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, membantah pemberitaan bahwa dia melarang aktivitas mahasiswa lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di kampus.

Menurut dia, orientasi seksual adalah urusan pribadi dan mereka tak boleh didiskriminasi dalam pendidikan. “Jadi tidak benar saya melarang mereka beraktivitas di kampus,” katanya kepada Tempo di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra IV Nomor 21, Jakarta, Ahad, 24 Januari 2016.

Baca: Menteri Nasir Anggap LGBT Rusak Moral, Netizen Buat Petisi

Menurut Nasir, pemberitaan tentang pernyataan dia soal LGBT di kampus sudah melenceng dari maksud sebenarnya. Dia menuturkan bahwa larangan yang dia maksud adalah larangan melakukan aktivitas seksual di kampus, seperti bercinta dan mempertontonkan kemesraan. Bukannya melarang berdiskusi, berorganisasi, dan melakukan pendampingan terhadap mahasiswa LGBT yang mengalami masalah sosial dan pendidikan.

Baca: Anggap LGBT Rusak Moral, Menteri Nasir Dikecam Seknas JOKOWI

Tindakan asusila di kampus, dia meneruskan, tentu tak dapat diterima karena merusak moral dan tatanan perguruan tinggi. “Yang dilarang adalah aktivitas seksual di kampus, termasuk mengumbar kemesraan.”

Bukankah mahasiswa heteroseksual juga dilarang beraktivitas seksual di kampus? “Benar. Tapi konteksnya waktu itu, kan, pernyataan tentang LGBT,” ucapnya.

Sejak akhir pekan lalu, pernyataan Menteri Nasir soal LGBT di kampus menjadi sorotan publik, terutama di media sosial. Ketika meresmikan kampus baru Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) pada Sabtu, 23 Januari 2016, Menteri Nasir berkomentar soal merebaknya komunitas LGBT di sejumlah kampus, di antaranya Universitas Indonesia, juga adanya pendampingan terhadap mahasiswa LGBT yang mengalami masalah pendidikan dan sosial.

Baca:
SGRC UI: Kami Bukan Komunitas atau Biro Jodoh LGBT
Dituduh LGBT, SGRC-UI Diteror Berbagai Pihak

Pernyataan itu juga disampaikan pada hari yang sama di Salatiga. Sejumlah media menulis bahwa Nasir mengatakan kelompok LGBT bisa merusak moral bangsa. Dia pun melarang LGBT masuk kampus karena merupakan tempat nilai-nilai kesusilaan bangsa. “Masak, kampus untuk gitu? Ada standar nilai dan susila yang harus dijaga,” tuturnya.

Baca: Dikecam Soal Kritik LGBT, Menteri Nasir Membela Diri

Kontan, Nasir dihantam kritik dan kecaman dari berbagai kalangan. Dari pemerhati sosial, akademikus, hingga aktivis pembela hak-hak LGBT. Mereka lantas membuat petisi untuk menuntut Nasir menarik pernyataannya.

JOBPIE SUGIHARTO

Berita terkait

Bio Farma: Perlu Rp 103 Miliar untuk Kembangkan Vaksin Covid-19

15 Juli 2020

Bio Farma: Perlu Rp 103 Miliar untuk Kembangkan Vaksin Covid-19

Honesti telah berkomunikasi dengan tim Kementerian Riset dan Teknologi terkait keperluan pembiayaan pengembangan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

CPNS 2019, Peminat Kementerian Riset dan Teknologi Paling Sedikit

27 November 2019

CPNS 2019, Peminat Kementerian Riset dan Teknologi Paling Sedikit

Persaingan dalam seleksi calon pegawai negeri sipil atau CPNS 2019 semakin ketat, namun di sisi lain ada pula formasi yang sepi peminat.

Baca Selengkapnya

Kementerian Buka Program Dosen Merenung, Ini Tujuannya

15 Agustus 2019

Kementerian Buka Program Dosen Merenung, Ini Tujuannya

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menghelat program Dosen Merenung agar pengajar bisa mengembangkan potensi keilmuannya.

Baca Selengkapnya

Cegah Radikalisme, Menristek Minta Kampus Data Medsos Mahasiswa

26 Juli 2019

Cegah Radikalisme, Menristek Minta Kampus Data Medsos Mahasiswa

Menristekdikti meminta kampus mendata akun media sosial mahasiswa hingga pegawai untuk cegah radikalisme.

Baca Selengkapnya

Kementerian Riset Gelar Startup Summit di JIExpo pada 10 April

6 April 2019

Kementerian Riset Gelar Startup Summit di JIExpo pada 10 April

Acara yang digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, tersebut bakal dihadiri sekitar 5.000 startup.

Baca Selengkapnya

1.200 Lebih Startup Jadi Binaan Kementerian Riset

1 April 2019

1.200 Lebih Startup Jadi Binaan Kementerian Riset

Menteri Mohamad Nasir mengatakan startup tersebut berawal dari riset, yang setiap tahun mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya

KIP Kuliah Diprioritaskan untuk Berkuliah di Dalam Negeri

13 Maret 2019

KIP Kuliah Diprioritaskan untuk Berkuliah di Dalam Negeri

KIP Kuliah bakal diprioritaskan untuk membiayai kuliah di perguruan tinggi dalam negeri ketimbang di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Lulus, Siswa Pemegang Kartu Indonesia Pintar Dapat KIP Kuliah

12 Maret 2019

Lulus, Siswa Pemegang Kartu Indonesia Pintar Dapat KIP Kuliah

Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi menyebut kelompok penerima KIP Kuliah adalah siswa-siswa yang sebelumnya terdaftar sebagai pemegang KIP.

Baca Selengkapnya

Menristekdikti Minta Riset Ikuti Kebutuhan Pasar

8 Maret 2019

Menristekdikti Minta Riset Ikuti Kebutuhan Pasar

Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi meminta agar peneliti melakukan riset yang sesuai kebutuhan pasar.

Baca Selengkapnya

Kisruh Internal, Reorganisasi LIPI Dihentikan Sementara

8 Maret 2019

Kisruh Internal, Reorganisasi LIPI Dihentikan Sementara

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi akan memoratorium reorganisasi di tubuh LIPI yang saat ini tengah berjalan.

Baca Selengkapnya